BABAT POST – Sejak zaman presiden Soekarno wacana memindahkan Ibu Kota sudah ada tetapi belum bisa di realisasikan sampai detik ini. Kali ini Pemerintah tengah berencana untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta menuju luar Pulau Jawa. Rencana itu kini tengah dikaji oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan (PPN/Bappenas).
Lalu bagaimana nasib Jakarta nantinya bila tak lagi menjadi ibu kota RI?
“Ya enggak masalah. Tidak masalah bagi Jakarta,” kata Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (10/7/2017).
Enny mengatakan, selama ini telah banyak negara yang melakukan pemindahan ibu kota dan tidak ada masalah.
“New York itu memang bermasalah ketika ibu kotanya pindah ke Washington? Bombay itu memang bermasalah Ketika ibu kotanya pindah ke New Delhi? Termasuk KL, Kuala Lumpur nggak sampai hari ini tidak bermasalah ketika ibu kotanya pindah ke Putrajaya? Jadi enggak ada masalah,” kata Enny.
Menurut Enny, walau pun pemerintah berencana untuk memisahkan pusat bisnis dengan pusat pemerintahan, Jakarta masih akan tetap kuat menjalani perannya sebagai pusat ekonomi dan bisnis. Alasannya, kata Enny, di zaman yang serba maju ini, jarak antara pusat pemerintahan dengan bisnis sudah tidak terlalu berpengaruh.
“Yang harus diingat, tidak di satu negara pun yang sudah terjadi dengan adanya pemindahan ibu kota itu serta merta memindahkan pusat kegiatan ekonomi. Karena, ada pergeseran sekarang yang namanya dinamika dalam bisnis,” kata Enny.
“Dulu yang namanya orang berjualan itu selalu door to door dipasarkan, sekarang sudah ada e-commerce, dulu yang namanya kantor itu selalu harus gedung, sekarang sudah ada yang namanya kantor virtual. Dulu perizinan dan segala macam orang harus datang ke kantornya, sekarang sudah bisa by online. Ini perkembangan teknologi, dinamika yang ada di dalam masyarakat,” tutupnya.