BABAT POST – Qatar, sebagai negara kecil, kini mulai berkembang dan banyak spekulasi bermunculan bahwa negara-negara Teluk, terutama Arab Saudi takut posisinya akan tergeser oleh Qatar.
Krisis Timur Tengah antara negara-negara Teluk dan Qatar diperkirakan akan berlanjut agak lama. Pasalnya, baru saja Qatar meradang karena Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Mesir dan Bahrain mengeluarkan daftar teroris di mana 59 warga dan 12 organisasi warga mereka yang dianggap sebagai pendukung teroris.
Sikap negara-negara Teluk yang dipelopori Arab Saudi, tampaknya menjadi ledakan jangka pendek dan jangka panjang untuk ‘negara kecil yang susah diatur’ ini.
“Sebenarnya tanda-tanda bahwa Qatar akan dikucilkan ini sudah terlihat dan tinggal menunggu waktu. Dan saat ini adalah ledakannya,” kata pengamat Timur Tengah LIPI, Hamdan Basyar di diskusi Populi Center, Jakarta, Sabtu 10 Juni 2017.
“Dengan minyak yang tidak terlalu banyak, namun potensi gas sangat besar dan bekerja sama dengan Iran, Arab Saudi takut posisinya akan tergantikan oleh Qatar,” lanjut dia.
Pengamat Timur Tengah Hamdan Basyar (Foto: Surya Perkasa/Metrotvnews.com).
Menurut Hamdan, posisi geografis Qatar sangat strategis di Timur Tengah sendiri. Posisi ini membuat Qatar menjadi negara yang patut diwaspadai oleh negara-negara Teluk lainnya.
Arab Saudi bersama sekutunya, termasuk Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Mesir memutus hubungan diplomatik dengan Qatar pada Senin 5 Juni. Mereka menuduh Qatar mendukung gerakan ekstremisme dan terorisme.
Sikap Arab Saudi ini kemudian diikuti oleh negara lain seperti Libya, Yaman, Maladewa, Mauritius. Tuduhan mendukung ekstremisme tersebut dibantah keras oleh Pemerintah Qatar.
Qatar menyebut bahwa tudingan itu adalah hal yang mengada-ada dan kebohongan tingkat tinggi.