Teknologi Baterai Ion Litium di Smartphone

BABAT POST – Meski saat ini sebagian besar smartphone ditenagai dengan baterai berjenis ion litium (li-ion). Namun banyak peneliti yang berupaya menciptakan baterai jenis baru yang jauh lebih baik ketimbang ion litium.

Baterai Ion Litium Masih yang Terbaik Tapi Itu Belum Cukup
Baterai ion litium memang merupakan jenis baterai isi ulang yang paling populer. Karena memiliki salah satu kepadatan energi terbaik, tanpa efek memori, dan mengalami kehilangan isi yang lambat saat tidak digunakan.

Read More

Sejumlah penelitian berusaha memperbaiki teknologi ion litium tradisional, berfokus pada kepadatan energi, daya tahan, dan biaya. Sayangnya, teknologi ion litium tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan saat ini.

Kapasitas Baterai Bukan Segalanya
Sering kali kapasitas baterai menjadi tolak ukur kemampuan daya tahan smartphone. Di mana semakin tinggi nilai mAh, semakin lama juga baterai akan menghidupi smartphone hingga membutuhkan pengisian ulang.

Sayangnya, kapasitas baterai itu bukanlah segalanya. Banyak faktor yang mempengaruhi daya tahan smartphone, seperti ukuran dan resolusi layar, chipset yang digunakan, bahkan versi OS yang dijalankan.

Inovasi Pendamping Baterai
Kapasitas baterai ion litium memang telah meningkat secara signifikan selama dekade terakhir dan ukuran baterai telah berkurang.

Secara keseluruhan setiap orang menginginkan dua hal, yakni kapasitas yang lebih tinggi dan waktu pengisian lebih pendek. Para peneliti juga sedang fokus ke arah ini.

Beberapa contoh inovasi yang telah dikembangkan adalah Qualcomm Quick Charge dan teknologi OnePlus Dash Charge.

Teknologi Quick Charge terbaru yaitu versi 4, mengklaim bahwa cukup lima menit isi ulang dapat memberikan lima jam baterai. Sementara Dash Charge mengklaim menawarkan kekuatan satu hari dalam waktu isi ulang setengah jam.

Teknologi Baterai Jenis Lain

Banyak ilmuwan yang berupaya menciptakan terobosan dalam hal teknologi baterai. Beberapa di antaranya:

  • UT Dallas University, Texas: Baterai Lithium-air yang hampir 10 kali memiliki kapasitas lebih besar dibandingkan baterai Li-ion.
  • UC, Irvine, California: Para peneliti telah menciptakan materi baterai berbasis nanowire (kawat berukuran super-kecil) sehingga baterai dapat diisi ulang sampai ratusan ribu kali.
  • Pohang Universitas Sains dan Teknologi (POSTECH), Korea Selatan: Para ilmuwan telah berhasil mengembangkan miniatur sel bahan bakar oksida padat (SOFC) yang dapat membawa kapasitas besar dengan biaya sangat kecil. Yang membantu drone terbang selama lebih dari satu jam dan baterai smartphone untuk bertahan hingga seminggu tanpa memerlukan pengisian.

Akhir Kata

Permasalahan yang paling umum ditemui dalam penciptaan perangkat penyimpan daya alias baterai jenis baru adalah kebanyakan dari ide yang muncul sulit untuk direalisasikan atau bahkan tidak mungkin untuk diproduksi.

Jadi menurut kamu, apakah teknologi baterai ion litium sudah usang atau akan bertahan dan terus berkembang di masa depan? Share pendapat kamu.

Related posts