Berikut Kronologi Dikurungnya Puteri Solo, Dan Pertemuan Dengan Sang Anak

Babatpost.com – Sebuah video yang diunggah beberapa waktu lalu menunjukkan sebuah adegan yang sangat mengharukan, ini bukan sinetron tapi sebuah kisah nyata dimana Putri dari Keraton Solo yang di Sekap akhirnya bertemu dengan sang anak.

Keduanya tampak berpelukan erat seakan melepas rasa rindu yang amat mendalam.
Sosok wanita dalam video itu sendiri adalah benar merupakan seorang putri dari keraton di Solo, Jawa Tengah.
Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timoer Rumbai namanya, merupakan putri dari Sri Susuhunan Pakubuwana XIII (PB XIII), raja Kasunanan Surakarta yang telah bertakhta sejak tahun 2004.
Hubungan antara GKR Timoer Rumbai dan ayahnya memang diketahui tak akur.

Read More

GKR Timoer Rumbai mempunyai pandangan yang berbeda dengan sang ayah.

Hingga puncaknya, ia melayangkan gugatan kepada ayahnya sendiri pada Rabu (15/3/2017).
Gugatan tersebut dilayangkan ke Pengadilan Negeri Solo bersama dengan keponakan GKR Timoer Rumbai, BRM Aditya Soerya Herbanu.

Kuasa hukum penggugat, Arif Sahudi menjelaskan gugatan dilakukan oleh sentana dalem Keraton Solo yang merupakan cucu dari PB XII.
Gugatan yang dilakukan penggugat berkaitan dengan dibentuknya Tim Lima yang dianggap sebagai tindakan melawan hukum.

Gugatan yang dilayangkan oleh GKR Timoer itu pun membuat konflik internal yang terjadi di keraton Solo kembali menemukan sumbunya.
Pada Minggu (16/4/2017) sore, Tim Lima bentukan Paku Buwono (PB) XIII membongkar paksa gembok pintu Keraton Solo.
Pembongkaran paksa itu lah yang kemudian menyebabkan GKR Timoer terkurung.

Terkurungnya Timoer diceritakan saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon pada Minggu (16/4/2017) sore.
Timoer beralasan tak tahu menahu dengan situasi yang terjadi saat itu di area dalam keraton.
Awalnya ia ingin bertahan dan tetap tinggal di lingkungan keputren, namun ia justru dikunci dari luar hingga membuatnya tak bisa kemana-mana.

“Yang saya tahu saya terisolasi di keputren, mau keluar lewat mana gabisa, dikunci dari luar semua, dari kemarin,” terangnya.
Menurutnya, secara adat sebagai anak raja berhak untuk tinggal di keputren.

“Kalaupun ada pengusiran dan pengosongan harus atas dasar putusan pengadilan,” tegasnya.
“Itu yang membuat aparat mundur dan tidak berani mengusir saya lagi,” imbuhnya.

Terkurunganya GKR Timoer di lingkungan keputren tersebut membuat ia akhirnya terpisah dari putranya, seperti yang diceritakan dalam Instagram Lambe Turah berikut:
“Jadi begini ceritanya saat penggembokan keraton solo posisi anak lagi di luar,

Alhasil si anak ga boleh masuk keraton sama sekali pdhl kan rumahnya di sana dan waktu bertemu ibunya ( putri keraton solo ) harus ditemenin oleh pihak kepolisian.
video tadi pertemuan pertama setelah penggembokan.

Setelah bertemu selama 3 jam anaknya harus meninggalkan keraton lagi.
Skrg anaknya sakit dan dirawat di rumah sakit akibat tidak bisa pulang ke rumah bertemu dengan ibunya.
#SelamatHariKartini terima kasih ibu polwan udah temenin dedek bertemu ibu.”

Sepenggal cerita kelam tentang kehidupan putri dari keraton Solo ini pun membuat netizen merasa bersimpati.
Berikut adalah beberapa komentar netizen yang dirangkum :

“Heeem begitu ya tradisinya, kalau boleh tau ini bakalan berlangsung sampai kapan??.”
“Sedih bnget liatnya.”
“Liat ini tambah mrebes milli.”
“Lama2 bisa sakit it ibu ya Allah kasian bgttttttttttttttttttttt.”

Related posts