Presiden Amerika Gagal Penuhi Janji untuk Buat Rencana Anti-Peretasan

BABAT POST – Setiap calon presiden pada saat kampanya pasti memberikan berbagai janji agar terpilih. Hal ini juga terjadi pada presiden Amerika terpilih. Pada bulan Januari, presiden terpilih Donald Trump mengatakan, dalam waktu 90 hari setelah dia menjabat, dia akan membuat sebuah tim untuk membuat rencana terkait penemuan badan intelijen AS mengenai campur tangan Rusia dalam pemilu AS tahun lalu. Dia juga berjanji akan memikirkan tentang keamanan siber AS.

Kemarin adalah hari ke-90 Trump menjabat sebagai presiden. Namun, belum ada tim khusus atau rencana atau bahkan jawaban yang jelas dari Gedung Putih terkait siapa yang harus bertanggung jawab akan apa.

Read More

Sejak pelantikannya, Trump telah membuat beberapa kicauan dan janji untuk menyelidiki peretasan yang dilakukan oleh Rusia dan tuduhan akan pemata-mataan massal pada masyarakat AS oleh pemerintahan Obama. Sementara itu, justru ditemukan bukti bahwa ajudan Trump menemui perwakilan Rusia.

Trump menunjukkan bahwa dia akan serius menghadapi ancaman keamanan siber dengan ikut serta dalam sebuah pertemuan pada 31 Januari yang mengikutsertakan Rudy Giuliani, yang memimpin grup yang ditugaskan untuk mengembangkan kerja sama dengan swasta terkait keamanan siber.

“Kita harus melindungi data dan jaringan federal. Kami mengerjakan jaringan ini sebagai perwakilan warga Amerika dan mereka sangat penting,” ujar Trump ketika itu.

Muncul kebingungan terkait tanggung jawab rencana anti-peretasan di Gedung Putih. Dewan Keamanan Nasional (NSC) biasanya ikut serta dalam pembuatan rencana mengenai topik tersebut.

Tapi, pada hari Rabu, kepada Politico, juru bicara NSC mengatakan bahwa NSC tidak tahu bahwa mereka bertanggung jawab untuk menyusun rencana 90 hari yang Trump sebutkan atau apakah tanggung jawab itu ada pada Giuliani.

Sementara itu, Giuliani terus mengerjakan proyeknya untuk mendekati pihak swasta. Sayangnya, juru bicara untuk mantan walikota New York itu mengatakan bahwa Giuliani tidak bertanggung jawab untuk membuat rencana 90 hari Trump.

Juru bicara Gedung Putih enggan untuk membahas masalah ini.

Para ahli keamanan siber khawatir bahwa kegagalan Trump untuk memenuhi rencana yang dia buat sendiri akan memiliki konsekuensi yang signifikan. Hal ini juga menunjukkan bagaimana Gedung Putih terlihat tidak sadar akan betapa besar ancaman yang ada.

Related posts