Demi Produksi 1 Juta Ponsel per Bulan, Vivo Perluas Pabrik di Tangerang

BABAT POST –  Vivo menargetkan untuk menduduki peringkat ketiga pemilik pangsa pasar terbesar di pasar smartphone Indonesia pada tahun 2017 ini. Mencapai target tersebut dengan meraih kepercayaan konsumen di Indonesia terlebih dahulu.

“Sejauh ini secara global kami nomor 5, di Indonesia saat ini kami juga nomor 5, tapi target kami hingga akhir tahun ini nomor 3, tapi kedepannya kami ingin menjadi nomor 1,” ujar Brand Director Vivo Mobile Indonesia, Peter Wang.

Read More

Vivo mengumumkan akan memperluas fasilitas pabrik miliknya di wilayah Cikupa, Tangerang. Perluasan fasilitas dengan membangun pabrik kedua ditujukan untuk meningkatkan kapasitas produksi unit ponsel cerdasnya untuk pasar Indonesia.

Berita Terkait :  Spesifikasi Xiaomi 14 Kencang Namun dengan Harga yang Cukup Murah

“Dengan penambahan pabrik ini, kami menargetkan untuk dapat memproduksi 1 juta unit ponsel per bulannya. Saat ini pabrik kami baru bisa produksi sebanyak 500 ribu unit per bulannya,” ujar Brand Director Vivo Mobile Indonesia, Peter Wang.

Wang menyebut saat ini perluasan fasilitas pabrik tersebut ditujukan untuk memenuhi permintaan konsumen Indonesia atas perangkat buatan Vivo. Selain itu, Vivo juga berencana untuk kembali membangun pabrik ketiga di lokasi yang sama pada akhir tahun ini.

Kehadiran pabrik ketiga tersebut ditujukan Vivo untuk meningkatkan kapasitas produksi perangkat hingga lebih dari 1 juta unit per bulan, dan menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi untuk perangkat yang dipasarkan di wilayah Asia Tenggara.

Berita Terkait :  Kuat di Produk 5G, Vivo Siapkan V21e Versi 5G?

Sebagai informasi, Vivo memiliki pabrik di tiga negara yaitu Tiongkok, India dan Indonesia. Saat ini, pabrik Vivo di Tiongkok telah mampu memproduksi sebanyak 100 juta unit per bulannya.

Kehadiran penambahan pabrik tersebut juga merupakan salah satu upaya yang dilakukan Vivo dalam memenuhi regulasi terkait dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Selain itu, Vivo juga berencana untuk membangun pusat riset dan pengembangan (R&D) di Jakarta.

Penguatan brand awareness tersebut disebut perlu dilakukan di Indonesia sebab merek Vivo masih dinilai kurang dikenal oleh konsumen. Konsumen masih dinilai kurang familiar dengan merek Vivo, sehingga perusahaan asal Tiongkok ini merasa perlu meningkatkan aktivitas pemasarannya.

Berita Terkait :  Spesifikasi Utama Vivo Y75 5G muncul di Geekbench

Wang menyebut, sejak bulan Mei lalu, Vivo berinvestasi lebih banyak dan menggencarkan pemasarannya dengan memasang iklan di bandara di Indonesia. Selain itu, Vivo juga mengklaim tengah berupaya untuk menghadirkan layanan terbaik untuk konsumen di Indonesia.

Tak hanya dari segi pemasaran, layanan purna jual juga menjadi hal yang sangat diperhatikan Vivo. Saat ini, Vivo baru memiliki service center di sejumlah kota di Indonesia, dan menargetkan akan menghadirkan sebanyak 200 service center di seluruh Indonesia pada akhir tahun.

Related posts