Babatpost.com – Ustad Jefry Al Buchori atau yang akrab dipanggil dengan Uje Ini sudah lama meninggal sekitar 4 tahun lalu, sang Istri yang ditinggalkan yakni Pipik Dian Irawati pun memberikan sebuah pernyataan mengejutkan perihal warisan dari Uje ini.
“Warisannya sudah saya bagikan, haknya sudah saya bagikan, dan itu saya tidak mengambil sepeserpun, hanya untuk anak-anak saja,” kata Pipik saat ditemui di kawasan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Sabtu(15/4/2017).
Ibu dari empat orang anak itu menjelaskan soal perebutan harta warisan peninggalan Almarhum Uje itu dirinya tidak mengambil apapun kecuali untuk anak-anaknya.
“Saat membagi pun ada saksinya yang paham soal ahli waris. Jadi saya tidak sembarangan untuk hal itu, dan saya tidak mengambil sepeserpun selain hak untuk anak-anak saya,” jelas wanita berusia 40 tahun itu.
Pipik mengatakan, rumah yang pernah ditinggalinya bersama Uje saat masih hidup pun telah terjual, usai direnovasi karena terbakar pada 2014 lalu.
“Saya enggak mau kembali lagi ke rumah itu, saya renovasi, akhirnya kita sepakat sama anak-anak, kita jual aja rumah itu, dan akhirnya terjual,” katanya.
Kepada anak-anaknya, Pipik mengajarkan bahwa segala yang dimiliki manusia, termasuk harta warisan itu, sesungguhnya adalah milik Sang Pencipta.
“Saya selalu ngajarin anak-anak bahwa, kita hidup di dunia ini hanya memiliki iman. Manusia mau punya apa, itu harta juga bukan punya kita, semua milik Allah,” ujarnya.
Pipik juga mengaku sangat hati-hati soal warisan suaminya.
Dia tak mau sembrono dalam mengelolanya, termasuk untuk menjualnya.
Selain itu, ada kenangan lama yang menusuk hatinya, hingga ia tak ingin bersentuhan lagi.
Rumah warisan Ustaz Jeffry di kawasan Rempoa, misalnya.
Umi Pipik mengaku sudah tidak ingin lagi menginjakkan kakinya di rumah yang penuh dengan kenangan bersama almarhum Uje, panggilan Ustaz Jeffry.
“Soal rumah, saya nggak mau kembali lagi ke rumah itu,” tegasnya.
Umi Pipik mengaku tidak sembarangan membagikan warisan tersebut meski itu kepada anak-anaknya.
Menurutnya, ia membagikan hak anak-anaknya itu sesuai ketentuan agama dan hukum yang berlaku tentang ahli waris.
“Dan saat membagi (warisan) ada saksinya yang paham soal ahli waris. Dan saya baginya pun menurut hukum negara dan Islam,” jelasnya.
“Jadi saya tidak sembarangan untuk hal itu dan saya tidak mengambil sepeser pun selain hak untuk anak-anak saya,” ungkapnya.
Menurutnya, harta yang dimiliki hanya lah titipan belaka dari Tuhan.
Dia juga tidak ingin semua yang berkaitan dengan Uje disakralkan.
Sebab itu, dia sempat menolak motor mendiang suaminya dilelang.
Motor Ustaz Jeffry Al Buchory atau yang akrab disapa Uje akan dilelang oleh keluarga Uje dan hasil uangnya akan dibagi rata kepada anak-anak Uje dan pesantrennya kelak.
Umi Pipik dan mendiang suaminya, Ustaz Jeffry, dan spesifikasi motor yang dipakai Uje.
Mendengar hal itu, awalnya Pipik Dian Irawati atau yang biasa dipanggil Umi Pipik tidak menyetujui karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan.
“Kenapa saya awal-awal nggak mengizinkan, kalau lelang gitu gimana ya. Intinya saya nggak mau motor jadi berhala,” ucap Umi Pipik.
Ibu empat anak ini mengaku pernah mengalami hal serupa yaitu ketika bajunya akan dilelang dan mengalami hal yang tidak diinginkan.
“Dari pengalaman saya, saya pernah ceramah di Kalimantan, terus ada yang mau lelang baju saya. Saya nggak bolehin, saya larang, saya nggak mau, karena saya nggak mau baju saya jadi rebutan,” ujarnya.
“Yang menimbulkan rasa sombong, apalagi yang merasa dapat baju saya, apakah saya nggak dosa karena baju saya dijadikan berhala, ‘oh saya punya bajunya Umi Pipik,’ saya nggak mau seperti itu,” jelas Umi Pipik.
Meski demikian, Umi Pipik berpikir kalau warisan sang suami tidak mungkin untuk disimpan selamanya.
“Semua warisan nggak mungkin saya simpan-simpan, akhirnya saya bilang sama anak-anak, ‘motornya dijual aja ya?’,” ucapnya.
Umi Pipik tidak akan menerima uang dari hasil pelelangan motor almarhum suaminya tersebut.
Pipik juga menjelaskan alasan mengapa motor yang ditinggalkan mendiang suaminya itu dilelang atas kesepakatan dirinya dan anak-anak.
“Soal motor kenapa awalnya saya enggak kasih, karena pikirin dong soal perasaan anak-anak saya, itu semua harta anak-anak saya walaupun bukan harta saya, Tapi saya harus pertanyakan dulu ke anak-anak, enggak langsung lelang gitu aja,” ungkap perempuan berhijab yang biasa disapa Umi Pipik ini.
“Semua warisan kan enggak mungkin saya simpan, akhirnya saya bilang sama anak-anak, motornya dijual aja ya? Akhirnya setuju dilelang,” Lanjutnya.
Ia mengaku lebih setuju jika uangnya untuk pembangunan pesantren.
“Akhirnya setuju dilelang, dan nanti dari hasilnya saya tidak mau menerima sepeser pun uang dari hasil lelang tersebut.”
“Saya serahkan pada pembangunan pesantren yang sampai saat ini belum jadi juga,” tutup Umi Pipik.