Rayakan Paskah Dengan Kesederhanaan, Anak Mojokerto Hiasi telur Dengan Barang Bekas

Babatpost.com – Pada hari raya raya umat Kristiani yakni hari raya Paskah menghias telur merupakan tradisi yang biasa dilakukan. Hal ini juga dilakukan anak-anak dari jemaat Gereja Bethel Indonesia Mojokerto, jawa timur.

Pada momentum Paskah tahun ini, anak-anak di GBI Rock Kota Mojokerto, diajarkan tentang hidup dalam kesederhanaan.

Satu per satu butiran telur mainan berbahan plastik, mereka rangkai dengan berbagai barang bekas limbah rumah tangga. Ada yang membentuk domba, ada juga yang dijadikan bonekah mirip Bunda Maria.

Berita Terkait :  Gubernur Sumbar melantik 16 pejabat di awal tahun

Kendati menggunakan bahan bekas, anak-anak tampak tetap semangat merayakan datangnya hari Paskah, hari di mana Yesus disalibkan dan dikuburkan dan akan bangkit di hari ketiga.

“Ini konsepnya anak-anak domba-domba Gereja Bathel Indonesia. Kalau setahu saya domba itu umat,” kata salah seorang jemaat GBI Rock Kota Mojokerto, Clover (11), Jumat (14/4/2017).

Berbeda dengan Clover, hiasan telur paskah yang dibuat Tania (12), bertema “Kebunku”. Tema ini, mengkisahkan perjuangan ulat yang hendak dipatok ayam hingga bermetamorfosa menjadi kupu-kupu.

Berita Terkait :  Para tersangka Pembakar hutan Sumatera dibebaskan dari segala tuduhan

Sementara itu, guru Sekolah Minggu GBI Rock, Hendro Winarko mengatakan, dalam perayaan Paskah kali ini bertemakan “Yesus Penebusku”. Menurutnya, agenda telur paskah ini sebagai bentuk melestarikan tradisi yang sudah ada sejak turun-temurun.

“Sebenarnya, telur tidak ada hubungannya dengan Paskah. Namun, tradisi sejak dulu, menghias telur itu sudah dilakukan. Menurut nenek moyang, telur merupakan lambang kebangkitan,” katanya.

Selain itu, acara menghias telur Paskah ini juga digunakan sebagai cara untuk menamankan hidup dalam kesederhanaan dalam diri anak-anak. Sebab, semua barang yang digunakan merupakan barang bekas.

Berita Terkait :  Menko Airlangga dampingi Presiden temui Joe Biden bahas sejumlah hal

“Jadi kita lakukan pembatasan. Maksimal biaya yang dikeluarkan tidak boleh melebihi Rp30 ribu. Sehingga anak-anak ini bisa belajar hidup dalam kesederhanaan,” tandasnya.

Related posts