Jelang Nyepi Umat Hindu Boyolali Medhak Tirta di Pengging

Babatpost.com – Umat Hindu Di Seluruh Indoneesia akan segera melakukan hari raya Nyepi, sebelum hal tersebut dilaksanakan ratusan umat Hindu Boyolalu melakukan upacara Medhak Tirta Di kawasan Pemandian Pengging.

Ritual Medhak Tirta atau pengambilan air dari sumbernya itu didahului dengan sembahyangan di Umbul Ngabean, salah satu umbul di pemandian Pengging tersebut. Selanjutnya, beberapa perwakilan umat Hindu berenang ke sumber air (tuk) di tengah umbul sambil membawa sejumlah tabung dan kemudian mengisinya.

Read More
Berita Terkait :  Erick Thohir jadi anggota kehormatan Banser

Air itu nantinya akan digunakan sebagai salah satu kelengkapan upacara Tawur Agung yang akan dilangsungkan Senin (27/3/2017) yang dipusatkan di kompleks Candi Prambanan.

Sebelum ritual Mendhak Tirta di umbul tersebut digelar, umat Hindu melakukan kirab sesaji dan pratima (peralatan persembahyangan) dari Pura Bhuana Suci Saraswati di Desa Ngaru-Aru berjalan kaki menuju ke pemandian Pengging yang berjarak sekitar satu kilometer.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Boyolali Pinandhita Sutarto mengatakan, prosesi Mendhak Titra atau Melasti di kawasan umbul Pengging ini merupakan kali ketiga bagi umat Hindu di Boyolali. Tahun 2016 ritual dilakukan di umbul yang sama, sedangkan 2015 ritual dilangsungkan di umbul Sungsang, tak jauh dari umbul Pengging.

Berita Terkait :  Cara Download Video Tiktok Tanpa Watermark dengan Mudah

“Prosesi Mendhak Tirta ini adalah rangkaian dari Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu untuk mencari amerta atau air kehidupan untuk membangkitkan nilai spiritual, kesadaran tentang rohani, dan kebersihan jiwa,” ujarnya kepada wartawan di sela-sela acara.

Dia berharap melalui prosesi ini segenap bangsa Indonesia diberi kesejahteraan kedamaian keducian lahir batin oleh Tuhan YME.

Sementara itu, Sekretaris PHDI Kecamatan Banyudono sekaligus sekretaris panitia acara Mendhak Tirta, Parjiyanto menambahkan, kirab kali ini sedikit berbeda karena menghadirkan 25 prajurit keraton (pakoso) dalam barisan agar untuk lebih menguatkan budaya Jawa. “Selain itu, sesaji yang dibawa juga kali ini tambah banyak. Jika Biasanya satu gunungan, kali ini ada 3 gunungan dan 1 pratima [alat-alat sembahyangan],” ujarnya.

Related posts