Benarkah Twitter Bakal Sediakan Layanan Berbayar?

BABAT POST – Persaingan antar penyedia sosial media nampaknya membuat para pengembang berlomba-lomba dalam memberikan layanan terbaiknya. Salah satunya Twitter yang selama ini hanya meyediakan layanan gratis yang didukung iklan, Twitter kabarnya tengah mempertimbangkan untuk merilis layanan premium berbayar.

Layanan berbayar itu bakal diaplikasikan untuk layanan TweetDeck, dan ditujukan untuk para pengguna profesional. Para pengguna layanan tersebut akan dikenakan biaya langganan.

Read More

Dugaan rencana Twitter meluncurkan layanan berbayar pertama kali mengemuka saat seorang jurnalis New York Times mengunggah bocoran antarmuka versi premium dari TweetDeck, dashboard untuk menampilkan bermacam aliran list di Twitter.

Di dalamnya, tampak bahwa Twitter menyajikan tool analytics, notifikasi breaking news, serta informasi mengenai topik tweet dari follower pengguna. Semuanya bisa dilihat dalam satu dashboard.

Seorang juru bicara Twitter mengungkapkan bahwa pihaknya kini tengah mengadakan survei untuk mendapat masukan dari pengguna, cara menjadikan TweetDeck lebih bermanfaat untuk pengguna profesional, dalam hal ini termasuk marketer dan jurnalis.

“Apakah Anda menggunakan Twitter untuk bekerja atau hanya ingin tahu soal berita, olahraga, hiburan, politik, dan informasi terkini, antarmuka TweetDeck yang baru akan membantu Anda mendapatkan lebih banyak manfaat dari Twitter,” sebut sang juru bicara, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari The Verge, Jumat (24/3/2017).

Tidak disebutkan apakah Twitter benar-benar akan menarik bayaran dari layanan premium tersebut, atau berapa besar biaya langganan nantinya. Jurnalis New York Times, Andrew Tavani mengatakan bahwa salah satu besaran biaya yang tengah dipertimbangkan Twitter adalah 20 dollar AS (sekitar Rp 267.000) per bulan.

Versi berbayar disinyalir akan bebas iklan. Sementara, layanan inti Twitter akan tetap tersedia secara gratis dengan selingan materi promosi.

Twitter sendiri memang memerlukan jalur pemasukan lain di luar iklan. Meski memiliki jumlah pengguna mencapai 319 juta, Twitter belum berhasil menjadikan iklan sebagai sumber pemasukan besar seperti yang dilakukan jejaring sosial lain, macam Facebook.

Sebaliknya, pendapatan iklan Twitter diketahui menurun pada kuartal IV 2016 dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya.

Related posts