Babatpost.com – Equinox merupakan sebuah fenomena yang beberapa saat lalu sempat bikin geger masyarakat dunia khususnya juga di Indonesia. Dari arti katanya sendiri, equinox berarti malam yang sama panjang. Pengertian ini berasal dari bahasa Latin. Equinox adalah suatu keadaan dimana waktu siang dan malam sama periode atau panjangnya.
Hal ini tidak hanya terjadi sekali setiap tahunnya, tapi terjadi dua kali setiap tahun yaitu pada saat musim gugur dan musim semi. Tepatnya setiap tanggal 21 Maret yang disebut sebagai Vernal Equinox dan 22 September yang disebut sebagai Autumnal Equinox.
Hari terpanjang pada suatu musim tertentu disebut solstice. Pada musim dingin maka disebut winter solstice dan pada musim panas disebut summer solstice.
Keadaan apa yang mendasari terjadinya Equinox ini?
Kalau Anda bertanya ‘siapa’, maka saya akan menjawabnya. Tapi kalau Anda bertanya ‘kenapa’, nanti dulu ya.
Bumi-lah penyebab dari keadaan yang disebut equinox ini. Lebih tepatnya perputaran bumi saat mengelilingi Matahari. Kemiringan Bumi saat melakukan perputaran tahun disebut sebagai ekliptika.
Dalam perputarannya, Bumi tidak dalam keadaan lurus 900, tapi miring sedikit sekitar 230. Sehingga sinar Matahari pun tidak bisa menyinari tepat pada bagian khatulistiwa (garis yang membelah Bumi menjadi dua bagian persis).
Jadi, selama 6 bulan, Bumi memosisikan Matahari berada di utara khatulistiwa dan 6 bulan berikutnya Bumi membuat Matahari berada di selatan khatulistiwa.
Penjelasan itulah yang juga menerangkan kenapa ada perbedaan waktu yang berlawanan pada wilayah di Bumi yang memiliki 4 musim. Misalnya, belahan satu sedang mengalami musim dingin maka pada belahan lainnya akan mengalami musim panas.
Mungkin Anda bertanya, pernahkah Bumi dalam keadaan tegak sejajar dengan garis khatulistiwa?
Saatnya saya menjawab pertanyaan Anda, ‘kenapa’. Ya, pernah. Sehingga sinar Matahari-pun tepat mengenai bagian tengah Bumi. Hal ini terjadi dua kali setahun seperti yang saya singgung di atas. Saat inilah terjadi equinox.
Kapan terjadinya?
Ketika Bumi berputar menuju ke selatan khatulistiwa atau sebaliknya. Sehingga sinar Matahari-pun mengikutinya, dari selatan menuju ke utara atau sebaliknya.
Mungkin kejadian ini merupakan hal yang biasa terjadi bagi kita yang berada di daerah tropis apalagi diliwati garis khatulistiwa.
Namun, bagi mereka yang berada di daerah dengan 4 musim, tentu ini merupakan hal yang sangat jarang terjadi. Mereka mungkin bisa melihat Matahari saat biasanya tidak mungkin bagi mereka dapat melihatnya.