Sejarah Banjir Jakarta Sejak Tahun 1872 Sampai Tahun 2015

babatpost.com – Sejarah Banjir di Jakarta Ternyata tidak terjadi sejak Beberapa tahun terakhir ini saja, namun sejak jaman Kolonial Belanda pun Banjir sudah menjadi santapan warga Jakarta. Berikut Tahun – tahun dimana Ibu Kota Menjadi Langgananan Banjir tiap tahunnya.

1872
Banjir besar gara-gara hujan turun dengan curah 286 milimeter, menyebabkan Ciliwung meluap, pintu air di depan lokasi yang sekarang menjadi masjid Istiqlal jebol. Kota Tua terendam, mulai dari kawasan Harmoni.
1977
Ini banjir terbesar setelah 1872. Banjir merendam sebagian wilayah Jakarta dengan ketinggian rata-rata 70 sentimeter (cm), bahkan di Karet, Guntur, dan Taman Mini sampai tiga meter. Kawasan Monas jadi kolam raksasa.

Read More
Berita Terkait :  Gadis Cantik Korban Banjir Itu Sukses Bikin Hebob Netizen Indonesia

1994
Hujan tiga hari sejak 6 Januari 1994 memunculkan lagi banjir dan genangan berketinggian 20 cm hingga 1 meter. Di Pulogadung, air setinggi 1 meter menggenangi permukiman.

1996
Hujan turun sepekan pada Januari 1996. Ini pernah disebut sebagai banjir terburuk setelah 1980-an.

1999
Rasio debit Ciliwung sudah jauh dari angka ideal 1 meter kubik pada musim kemarau dan 40 meter kubik pada musim hujan (rasio 1:40). Rusaknya bantaran di sepanjang Ciliwung dari Bogor sampai Jakarta, membuat rasio debit Ciliwung menjadi 1:540.

Berita Terkait :  Banjir, Sejumlah Akses Jalan Menuju Bandung Selatan Terputus

2002
Banjir di Jakarta ditegaskan kembali sebagai akibat dari kesalahan tata ruang. Akibat banjir pada tahun ini, 365.000 penduduk mengungsi dan jatuh 21 korban jiwa.

2007
Pada 2007, banjir membuat sentra ekonomi tutup, lalu lintas terputus, dan sekolah diliburkan. Listrik mati dan ratusan penerbangan domestik maupun internasional batal. Selama empat hari, Jakarta lumpuh total. Korban tewas 60 orang akibat terseret arus air atau tersengat aliran listrik, 320.000 warga mengungsi, dan kerugian sampai Rp 4,3 triliun.

Berita Terkait :  Selain di 5 Kecamatan ini, Banjir Juga Merendam Kawasan AY Patty

2013
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, tahun 2013 banjir melanda 720 RT, 73 kelurahan, dan 31 kecamatan dari total 44 kecamatan di DKI Jakarta. Kerugian ditaksir mencapai Rp 20 triliun.

2015
Banjir dan genangan masih berlimpah di 36 lokasi di Jakarta sampai menyebabkan perjalanan angkutan massal terganggu.
Sumber: Laporan Jakarta Kota Sungai, Harian Kompas; Batavia Kota Banjir, Alwi Shahab

Related posts