KABAR BOLA – Pemerintahan di era pak Jokowi memang benar-benar di uji dengan maraknya berita Hoax yang ada di sosial media tanah air. Bahkan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara berkomitmen penuh untuk menangani peredaran hoax di Indonesia. Hal ini dibuktikannya dengan pertemuan dengan perwakilan Facebook untuk membahas penghapusan konten negatif.
Guna menangkal hoax yang meresahkan masyarakat Indonesia, selanjutnya, Kemkominfo juga akan mengadakan pertemuan dengan Twitter.
Hal ini dikemukakan oleh Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan saat konferensi pers di Gedung Kemkominfo, Jakarta, pada Selasa (14/2/2017).
“Kita akan bertemu dengan Twitter pada 20 Februari 2017 ini, membahas hal yang sama, berharap respon yang cepat,” ujar pria yang biasa disapa Sammy ini.
Sejauh ini menurut data Kemkominfo, konten-konten negatif yang ada di jejaring sosial Twitter jumlahnya tercatat mencapai 3.252 konten negatif. Konten-konten ini akan dilaporkan ke Twitter untuk ditindaklanjuti.
Menurut Sammy, dibandingkan Facebook, Twitter telah memiliki kantor perwakilan di Indonesia sehingga koordinasi kedua pihak bisa lebih mudah dan berjalan dengan lancar.
Bagaimana dengan penyedia layanan over-the-top (OTT) lain, seperti Google yang juga punya banyak pengguna di Indonesia?
Menurut Sammy, Kemkominfo dan Google selalu berkomunikasi. “Kalau Google sudah beberapa kali bertemu. Kami selalu berkomunikasi,” kata Sammy.
jumlah konten negatif yang ditemukan di Facebook dan Instagram jumlahnya mencapai 1.572 konten terhitung sejak tahun 2016 hingga 13 Februari 2017.
“Dari jumlah konten yang dilaporkan ke Facebook, yang sudah direspon sekitar 60 persen. Kami meminta agar respon bisa ditingkatkan, begitu diminta harus direspon. Facebook pun berjanji untuk mempercepat respon terhadap permintaan Kominfo,” kata Sammy saat konferensi pers di Gedung Kemkominfo, Jakarta, Selasa (14/2/2017) usai pertemuan Menkominfo dan Facebook.
Data yang sama menyebutkan, konten-konten negatif yang ada di jejaring sosial Twitter jumlahnya lebih banyak lagi. Tim review Kemkominfo melaporkan ada 3.252 konten negatif di Twitter Indonesia.
Sementara konten negatif yang ditemukan di YouTube atau Google jumlahnya mencapai 1.204 konten. Kemudian, di layanan pesan Telegram jumlahnya mencapai 47 konten negatif.
Menurut Sammy, dibandingkan laporan Facebook, Twitter relatif lebih cepat merespon permintaan take down konten negatif. Hal ini karena Twitter telah memiliki kantor perwakilan di Indonesia sehingga proses komunikasi bisa lebih cepat.
Meski begitu, untuk mengatasi konten negatif di Twitter, Kemkominfo akan mengadakan pertemuan dengan Twitter Indonesia pada 20 Februari 2017.