BABAT POST – Tak bisa dipungkiri lagi bahwa hampir 85% penduduk di dunia ini menggunakan internet dalam hal apapun, belajar, jualan, komunikasi dan bahkan bisnis. Salah satunya yaitu melalui google.
Facebook dan Google telah mencoba berbagai cara untuk mengatasi pemblokir iklan alias ad blocker. Namun, tidak peduli apa yang mereka lakukan, jumlah orang yang menggunakan software untuk memblokir iklan yang menjadi sumber keuntungan model bisnis online terus meningkat.
Secara keseluruhan, sekitar 11 persen dari total pengguna internet di dunia menggunakan pemblokir iklan untuk menghindari iklan digital tahun lalu. Itu berarti ada lebih dari 600 juta perangkat, baik smartphone atau komputer, yang dilengkapi dengan ad blocker.
Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 30 dari tahun ke tahun, menurut laporan dari PageFair, startup yang membantu perusahaan untuk menghitung total pendapatan yang hilang karena penggunaan ad blocker, yang kini mencapai lebih dari puluhan miliar dollar AS setiap tahun, lapor New York Times.
Dengan menggunakan pemblokir iklan, para kritikus berkata, pengguna sebenarnya merugikan situs dan penerbit konten digital, yang biasanya menggantungkan diri pada iklan untuk mendapatkan pendapatan.
Namun, para pengamat menyebutkan bahwa alat pemblokir iklan mulai banyak digunakan, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia, yang pengguna ad blocker mencapai sekitar 2 per 3 dari total pengguna internet.
“Ada kenaikan jumlah pengguna ad blocker mobile di negara-negara yang tidak diduga,” ujar CEO PageFair, Sean Blanchfield. “Di Barat, saya kira tren yang sama akan mengejutkan kita dalam waktu dekat.”
Kenaikan jumlah pengguna ad blocker bukannya tidak disadari oleh pelaku industri periklanan. Pada bulan Agustus misalnya, Facebook, perusahaan terbesar yang menyediakan iklan online yang berusaha untuk memblokir pengguna yang memanfaatkan pemblokir iklan di media sosialnya. Namun, usaha Facebook dihalangi oleh usaha startup yang menawarkan alat pemblokir iklan. “Pemblokiran iklan merugikan seluruh ekosistem periklanan,” kata analis eMarketer, Paul Verna.
“Cara terbaik bagi industri untuk mengatasi masalah ini adalah dengan memberikan pengalaman iklan yang konsumen tidak ingin blokir.”
Di negara-negara berkembang, software pemblokir iklan utamanya digunakan untuk menghemat data internet dengan menghilangkan video atau iklan lain yang menghabiskan data dari situs mobile. Lebih dari 90 persen perangkat mobile dengan pemblokir iklan ada di kawasan Asia Pasifik.