Chelsea Sebut Frank Lampard Sebagai Awal Era Sepak Bola Modern Dalam Tim

Babatpost.com – Para Fans Chelsea pasti mengenal siapa Frank Lampard, Pemain jenius dengan umpan akurat dan tendangan geledek ini memutuskan untuk pensiun. DI dalam tim Chelsea Lampard Sendiri Sudah banyak mendapatkan kenangan indah.

“Saya kehabisan kata-kata. Saya tidak ingin bermain dan mencetak gol seperti itu lagi. Saya masuk stadion dan para fans Chelsea bernyanyi. Ini sangat emosional.”
Frank Lampard sulit menemukan kalimat yang pas untuk menceritakan pengalamannya saat menjebol gawang Chelsea, tim yang telah menjadi detak jantungnya selama 13 tahun. Lampard menyadari, seragam biru langit Manchester City — yang dipakainya ketika mencetak gol penyama dramatis ke jala Chelsea pada September 2014 silam — serasa tidak pas.
Tertunduk lesu dan tanpa selebrasi, pikiran dan hati Lampard melayang ke masa lalu, membayangkan setiap momen, setiap pertandingan, dan setiap gol yang ia torehkan dengan seragam biru yang asli, biru kebanggaan Chelsea.

Read More
Manchester City’s English midfielder Frank Lampard gets thrown in the air by his team-mates after the English Premier League football match between Manchester City and Southampton at the Etihad Stadium in Manchester, northwest England on May 24, 2015. AFP PHOTO / PAUL ELLIS
RESTRICTED TO EDITORIAL USE. NO USE WITH UNAUTHORIZED AUDIO, VIDEO, DATA, FIXTURE LISTS, CLUB/LEAGUE LOGOS OR “LIVE” SERVICES. ONLINE IN-MATCH USE LIMITED TO 45 IMAGES, NO VIDEO EMULATION. NO USE IN BETTING, GAMES OR SINGLE CLUB/LEAGUE/PLAYER PUBLICATIONS. / AFP PHOTO / PAUL ELLIS

Kamis (2/2) kemarin, di usia 38 tahun, sang gelandang elegan resmi mengumumkan pensiun, menyudahi karier profesionalnya yang terbentang selama 21 tahun – dari klub masa kecil West Ham United sebagai garis start, kemudian dewasa dan mendunia di Chelsea, hingga menikmati karier senjanya di Man City dan New York City FC.

Dan di Chelsea-lah Lampard menyegel statusnya sebagai legenda. Jose Mourinho pernah menyebutnya sebagai pemain terbaik dunia, John Terry memujinya sebagai pemain terhebat dalam sejarah klub. Ya, sulit untuk membantah bahwa Lampard adalah salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki Chelsea dan Inggris.

Fans Chelsea tentu paham, 15 tahun terakhir ini adalah periode puncak kejayaan klub kesayangan mereka dan Lampard memiliki kontribusi masif di dalamnya. Terlepas dari gelontoran dana tak terbatas dari Roman Abramovich, Chelsea selama satu setengah dekade terakhir tidak mungkin eksis tanpa kehadiran Lamps di lini tengah.

Lampard, tidak lain dan tidak bukan, adalah penanda dari era modern Chelsea yang penuh kesuksesan. Ia membawa Chelsea ke sebuah era baru, meninggalkan (sembari tidak melupakan) nama-nama lawas seperti Bobby Tambling, Peter Osgood, dan Ron Harris. Bersama Lampard, Chelsea memiliki identitas baru yang membuat klub asal London Barat itu disegani di Inggris dan Eropa.

Tidak mengherankan, banyak rekor “sepanjang masa” yang mampu diukir Lampard. Di antaranya dan yang utama, adalah sebagai topskor sepanjang masa Chelsea dengan 211 gol. Total, di seluruh kariernya di level klub dan timnas, Lampard mampu mengemas 303 gol! Semuanya diukir dari posisinya sebagai seorang gelandang.

Namun, Lampard lebih dari sekadar produktivitas gol, torehan assist, maupun jumlah laganya. Konsistensi menjadi kata kunci untuk memahami warisan Lampard yang sesungguhnya di Chelsea.

Bermain di klub besar dan berkompetisi di level tertinggi, Lampard seakan punya standar sendiri agar performanya selalu stabil dari pekan ke pekan. Dalam satu kurun waktu, ia pernah tampil starter selama 164 partai Liga Primer secara beruntun dan hanya terhenti karena sakit flu. Ia juga selalu mampu mencetak lebih dari 10 gol dalam 10 musim secara beruntun.

Bawa seluruh gelandang terbaik dunia ke Stamford Bridge — Joe Cole, Juan Sebastian Veron, Michael Ballack, Deco, Juan Mata, Ramires, Oscar — maka sangat sulit untuk menemukan yang sepadan dan sekonsisten Lampard.

Konsistensi Lampard jelas berimbas pada rutinitas Chelsea meraih titel. Sebanyak 13 gelar mampu dimenangi The Blues selama Lampard menjejakkan kaki di tanah Stamford Bridge, termasuk tiga trofi Liga Primer. Di level individual, Lampard bahkan nyaris memenangi Ballon d’Or 2005 dengan hanya finis persis di belakang sang pemenang Ronaldinho.

Namun prestasi yang paling dikenang adalah keberhasilannya mengangkat dan mencium trofi Liga Champions di musim 2011/12. Dalam leg kedua semi-final kontra Barcelona, Lampard membikin sebuah assist kepada Ramires yang terbukti krusial untuk mengantar Chelsea ke partai puncak, menantang Bayern Munich.

Di final, Lampard turun sebagai kapten (menggantikan peran Terry yang absen karena akumulasi kartu), memimpin rekannya bermain pantang menyerah di Allianz Arena, menjalankan tugasnya dengan baik di babak adu penalti, sebelum akhirnya Chelsea mengukir kemenangan terbesar dalam sejarah klub. Lampard dan Chelsea berada di puncak Eropa.

“Tentu saja, sebagian besar hati saya adalah milik Chelsea, klub yang telah memberikan banyak kenangan indah. Saya tidak akan pernah melupakan kesempatan yang mereka berikan kepada saya dan kesuksesan yang kami alami bersama,” tulis Lampard dalam salam perpisahannya.
So long, Super Frankie!

Related posts