BABAT POST – China merupakan pasar Apple terbesar kedua setelah Amerika Serikat, meskipun penjualan pada kuartal pertama di wilayah China dan sekitarnya turun 26 persen dari tahun sebelumnya.
Layanan iTunes dan iBooks milik Apple juga telah diblokir di China, meskipun perusahaan mengatakan bulan lalu mereka berharap dapat melanjutkan operasi segera.
Apple kini tengah melebarkan sayapnya di India. Strategi ini bukan tanpa alasan, karena penjualan iPhone di negeri tirai bambu tengah merosot. Menurut sebuah laporan terbaru dari Counterpoint Research, smartphone besutan Apple tidak lagi menjadi yang terlaris di Cina pada 2016 untuk pertama kalinya dalam lima tahun.
Menurut laporan itu, iPhone 6s tidak masuk kategori smartphone top di Cina, kalah dari Oppo R9. Oppo berhasil menjual seri R9 sebanyak 17 juta unit di Cina pada 2016, atau meraup 4% dari pangsa pasar. Sedangkan iPhone 6s hanya terjual 12 juta unit.
Apple tidak menikmati pertumbuhan pengiriman smartphone di Cina dimana pada 2016 pengiriman handset naik 6% mencapai 465 juta unit. Sedangkan pengiriman Oppo naik 109%, mengalahkan Vivo (naik 78%) dan Huawei (naik 21%). Sebagai catatan, pengiriman Apple di negara itu turun 21% tahun lalu, hanya sedikit di atas Xiaomi. Xiaomi yang dulu dikenal sebagai ” Apple Cina,” mengalami penurunan 22% pada 2016.
Selebihnya menurut Direktur Riset Counterpoint Research Neil Shah, fitur utama yang telah mendorong pertumbuhan pasar smartphone adalah pengirisn cepat, layar OLED, baterai besar dan kamera ganda. Dan fitur ini lah yang tidak dimiliki oleh iPhone 6s.
Selain itu, Counterpoint juga mencatat bahwa kegagalan Apple di pasar smartphone Cina ada hubungannya dengan melonjaknya permintaan handset kelas mid-range di negara ini. Neil Shah, mengatakan jika benar iPhone mendatang menggunakan layar OLED akan menjadi positif bagi Apple.
Apple Inc. telah kalah dalam perseteruan hukum dengan sebuah perusahaan China yang oleh pengadilan di Beijing diizinkan menggunakan nama iPhone pada dompet dan tas tangan.
Pengadilan mengatakan Apple gagal membuktikan bahwa iPhone merupakan “merek terkenal” di China sebelum perusahaan lokal mendaftarkan hak cipta tahun 2007, menurut surat kabar hukum resmi. Status tersebut dalam hukum China bisa membatasi penggunaan pada produk-produk lain.
Putusan pada akhir April itu mengizinkan Xintong Tiandi Technology untuk terus menggunakan nama iPhone, menurut Legal Daily, yang diterbitkan oleh komite Partai Komunis bidang hukum. Perusahaan itu mendaftarkan nama tersebut untuk penggunaan pada tas tangan, bungkus ponsel dan produk kulit lainnya.