BABAT POST – Meskipun telah menjadi presiden tetapi Donald Trump tetap menjadi bahan gosip di sosial media. Presiden AS Donald Trump kembali disindir karena akun Twitter @POTUS miliknya didaftarkan menggunakan akun Gmail, layanan e-mail gratisan dari Google. Semestinya, akun kepresidenan didaftarkan dengan alamat e-mail pemerintah untuk menjamin keamanannya.
Akun @POTUS sendiri baru dibuat pada Januari 2017, menyusul pelantikan resmi Trump sebagai Presiden AS ke-45. Sebelumnya, nama akun itu digunakan Barrack Obama ketika masih menjabat.
Kini, akun kepresidenan Obama diganti dengan embel-embel “44” menjadi @POTUS44. Embel-embel tersebut merupakan keterangan bahwa Obama adalah Presiden AS ke-44.
Pendaftaran akun @POTUS Trump yang menggunakan alamat Gmail diungkap seorang jurnalis bernama Alex Zalben melalui akun Twitter-nya, @azalben, pada Kamis (26/1/2017) waktu setempat.
Ia mencoba masuk dengan username @POTUS untuk melihat alamat email yang diregister untuk akun itu, sebagaimana dilaporkan BuzzFeed dan dihimpun KompasTekno, Sabtu (28/1/2017).
Karena tak tahu password-nya, @azalben memilih opsi “reset password”. Twitter pun meminta @azalben membuka tautan reset ke sebuah e-mail yang tak lain beralamatkan Gmail.
Alamat email itu adalah ds******************@gmail.com. Diduga kuat akun e-mail tersebut milik Social Media Director White House, Dan Scavino. Sebab, ada inisial “ds” yang tertulis.
Gedung Putih tak menanggapi hal ini. Namun, pada Jumat dinihari, alamat e-mail untuk akun itu telah berubah. @POTUS kini telah menggunakan e-mail resmi pemerintahan.
Sebelumnya, Trump juga disoroti karena masih betah menggunakan ponsel Android Samsung Galaxy lawas miliknya yang masih sama dengan ponsel pada umumnya. Padahal, smartphone Presiden AS seharusnya dimodifikasi sedemikian rupa agar aman. (
Beberapa standar ponsel Presiden AS adalah tak terkoneksi internet, tak bisa dipakai menjepret foto, serta tak bisa menerima panggilan kecuali dari keluarga dan kelompok tertentu.
Keanehan sempat terjadi di Twitter beberapa waktu lalu. Sejumlah pengguna menyadari akunnya seolah dipaksa agar mengikuti (follow) @POTUS, akun resmi Presiden AS Donald Trump di Twitter. Padahal, pengguna itu sama sekali tidak merasa pernah mengikuti akun tersebut.
Pihak Twitter pun langsung melakukan penyelidikan atas peristiwa tersebut. Di ujung penyelidikan, diketahui bahwa memang terjadi kesalahan dari pihak Twitter.
Apa yang sebenarnya terjadi? Dalam rangkaian kicauannya, CEO Twitter, Jack Dorsey, memberikan penjelasan. Menurut dia, kesalahan terjadi saat proses migrasi akun @POTUS lama yang dikelola oleh tim Barack Obama ke akun baru @POTUS44.
Dalam proses migrasi itu, tim Twitter secara tidak sengaja mengatur agar pengguna yang follow @POTUS44 (dikelola tim Obama) juga mengikuti akun @POTUS (yang saat ini sudah dikelola tim Trumo).