BABAT POST – Google telah mengaktifkan perubahan ini pada setengah orang yang menggunakan Chrome 56 beta, yang diluncurkan kemarin, kata Google Technical Program Manager, Eric Deily dalam sebuah blog post.
Google mulai menambahkan dukungan FLAC pada peramban miliknya, Chrome. Dukungan untuk format audio ini dilaporkan akan segera digulirkan secara massal.
Dukungan untuk format audio berkualitas tinggi ini telah tersedia pada aplikasi Chrome versi beta, dan juga telah tersedia pada Chrome versi situs terbaru. Hal ini memungkinkan pengguna Chrome menikmati konten dengan format ini, baik dari file lokal atau dari situs.
Selain itu, The Verge juga melaporkan, penambahan dukungan ini juga memungkinkan Chrome menyuguhkan konten berformat FLAC pada pemutar musik yang mengambil alih seluruh tab.
Fungsi ini juga mmeungkinkan pengguna Chrome pada perangkat Mac akan lebih mudah memutar files FLAC saat menemukannya di situs. Ketersediaan fungsi ini menjadi solusi bagi perangkat bersistem operasi macOS untuk dapat menikmati audio berkualitas terbaik.
Sebab hingga saat ini, belum tersedia aplikasi macOS bawaan yang memiliki kemampuan untuk memutar konten audio dengan format ini. Hal berbeda didapati pada sistem operasi Windows 10 yang telah berbekal dukungan format FLAC terintegrasi.
Saat ini, konten berformat FLAC tengah menjadi format favorit penggemar audio, berkat suguhan audio berkualitas baik, terutama jika dipasangkan dengan perangkat pendamping yang juga berkualitas baik. Namun, umumnya konten dengan berformat ini memiliki ukuran sangat besar. Kapasitas lagu berformat FLAC dengan durasi enam menit dapat mencapai 43MB.
Sementara itu, sebelumnya Google telah mulai menonaktifkan Flash dan menampilkan konten HTML5 pada setengah orang yang menggunakan Chrome 56 beta, dan disusul pada satu persen pengguna Chrome 55.
Alasan Google menonaktifkan Flash adalah untuk mengurangi ketergantungan pada komponen situs yang dapat memberatkan CPU dan memori dan pada akhirnya, menguras daya baterai perangkat. Flash juga dikenal memiliki masalah keamanan.
Menurut The Verge, fitur baru untuk Chrome ini berarti, jika sebuah situs tidak memiliki player konten HTML5, konten Flash tidak akan tampil pada situsnya. Sebagai gantinya, pengguna harus mengaktifkan Flash pada setiap situs.
Pada awalnya, Chrome akan meminta izin pengguna untuk mengakses konten Flash di setiap situs. Namun, pada Januari, Google hanya akan meminta izin pengguna saat mereka mengunjungi situs yang tidak pernah mereka kunjungi sebelumnya.