Babatpost.com – Belum merata penyebaran uang baru yang baru saja dirilis, namun seleruh masyarakat sudah dihebohkan dengan logo yang terdapat pada uang tersebut yakni yang menyebabkan sentimen negatif kembali bergejolak.
Bahkan, hingga segi desain pun tak luput dari komentar netizen. Banyak yang mengaguminya karena desain uang baru tersebut lebih sederhana. Namun, tak sedikit juga yang memberikan komentar jika desain uang baru tersebut kurang ‘greget’.
Akan tetapi, ada beberapa kalangan yang sangat jeli melihat beredarnya uang baru ini. Yap, masalah kali ini adalah pada simbol Bank Indonesia (BI) yang pada setiap uang baru yang diedarkan, diduga mirip simbol PKI, yaitu palu arit.
Menanggapi soal tersebut, Gubernur Bank Indonesia, yang bernama Agus Martowardojo langsung bereaksi keras terhadap tudingan yang muncul tersebut. Dalam pernyataannya, ia telah memberikan argumen jika hal tersebut tidaklah benar.
Dia memiliki alasan jika logo Bank Indonesia yang menyerupai palu arit ini dikarenakan hasil potongan secara diagonal, sehingga membentuk ornamen, yang bisa dikatakan tidak memiliki aturan (tak beraturan).
Gambar itu sendiri sebenarnya adalah gambar saling isi, atau disebut dengan nama rectoverso, yang mana menjadi bagian dari unsur pengaman untuk uang rupiah yang baru ini. Unsur pengaman di dalam mata uang rupiah ini memiliki tujuan, sehingga masyarakat bisa menjadi lebih mudah dalam mengenali ciri-ciri dari keaslian uang rupiah tersebut, bahkan juga meminimalisir resiko untuk bisa dipalsukan.
Tidak hanya dari segi desain saja, dari segi pencetakan juga tak luput dari perhatian. Nyatanya, pencetakan mata uang rupiah yang baru ini dilakukan dengan teknik yang khusus, sehingga bisa terpecah menjadi 2 bagian, yakni pada sisi depan dan sisi belakang uang. Nantinya, bisa dilihat secara utuh apabila kita mencoba untuk menerawangnya.
Perlu Anda ketahui sebelumnya, jika rectoverso ini seringkali digunakan sebagai salah satu unsur pengaman bagi mata uang dunia. Hal ini dikarenakan rectoverso sulit untuk dibuat, serta memerlukan alat cetak yang khusus.
Untuk di Tanah Air sendiri, penggunaan unsur rectoverso pernah digunakan sebagai unsur pengaman rupiah, semenjak tahun 1990an. Sementara itu, jika logo Bank Indonesia yang tercetak dalam rectoverso di uang rupiah sudah dimulai semenjak tahun 2000.