BABAT POST – Meski banyak diberitakan mengenai meledaknya produk Samsung Galaxy Note 7. Raksasa elektronik asal Korea Selatan, Samsung, sedang menghadapi masalah di negara dengan pasar smartphone terbesar di dunia, Tiongkok. Indonesia digadang-gadang menjadi juru selamat bagi vendor pembuat lini smartphone Galaxy ini.
Seperti diketahui, menurut laporan dari IDC, pengiriman smartphoneSamsung di Tiongkok menurun 4,3 persen secara year-on-year pada kuartal pertama 2015. Hal tersebut menjadi penurunan pertama bagi Samsung dalam kurun enam tahun terakhir. Samsung Electronics memprediksi keuntungannya pada kuartal IV 2016 meningkat hingga 50 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka keuntungan yang dimaksud bisa mencapai Rp 104 triliun.
Namun, angka itu masih berupa ancang-ancang Samsung. Pabrikan Korea Selatan tersebut berjanji akan membuka angka resminya ke publik pada akhir Januari ini. Yang jelas, kenaikan profit 50 persen bisa dibilang sebagai rekor tertinggi Samsung dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, sebagaimana dilaporkan Reuters dan dihimpun KompasTekno, Minggu (8/1/2017).
Hal ini cukup mengejutkan, sebab beberapa bulan lalu Samsung diterpa musibah lewat lini Galaxy Note 7. Flagship tersebut dilaporkan bermasalah dan berisiko meledak, sehingga Samsung terpaksa menariknya dari pasar dan diprediksi merugi hingga Rp 221 triliun.
Kerugian Samsung tak berhenti sampai di situ. Kepercayaan masyarakat atas kualitas produk buatan Samsung pun ternodai. Mau tak mau ini berpengaruh pula ke seri-seri smartphone Samsung lainnya.
Lantas, bagaimana mungkin Samsung bisa meraup untung besar di periode yang sama ketika pabrikan Korea Selatan itu dilaporkan merugi hingga Rp 221 triliun? Menurut analis, semua ini berkat penjualan komponen chipset mobile. Selain itu, komponen untuk perangkat mobile lainnya yang disediakan Samsung juga digadang-gadang laris-manis.
Dalam hal ini, salah satu klien besar Samsung untuk komponen mobile adalah Apple. Seiring dengan penjualan unit iPhone yang semaking melambung, Samsung pun mau tak mau kecipratan rezeki. Samsung masih irit bicara soal performa tiap unit bisnisnya. Lagi-lagi, pabrikan Korea Selatan itu hanya menjanjikan semua detail data diumbar pada akhir Januari 2017. Kita tunggu saja.