BABAT POST – Google akan membuktikan komitmenya untuk kalangan masyarakat menengah kebawah. CEO Google, Sundar Pichai berpendapat bahwa dunia kini membutuhkan smartphone seharga USD30 atau sekitar Rp400 ribu. Sementara saat ini, perangkat yang ditawarkan vendor berharga lebih tinggi.
Umumnya, lanjut Pichai, sekarang ini vendor menawarkan perangkat seharga USD100 hingga USD50, atau sekitar Rp1,3 juta hingga Rp600 ribuan. Sedangkan, Pichai menilai, sejumlah negara berkembang, seperti India, membutuhkan perangkat dengan harga lebih terjangkau yaitu USD30.
Seperti yang dilaporkan Mashable, Pichai mengungkap bahwa Google berkomitmen untuk menghadirkan smartphone dengan harga lebih terjangkau untuk India. Sebab India dinilai sebagai salah satu negara dengan basis pengguna Android terbesar di dunia.
Basis pengguna Android tersebut didasarkan oleh fakta bahwa India memiliki lebih dari 260 juta pengguna smartphone dengan ponsel seharga di bawah USD150, atau sekitar Rp2 juta.
Tidak hanya masalah harga, Pichai menyebut, mengajak warga India untuk merambah ranah online juga menjadi tantangan tersendiri. Sebab jaringan di India dinilainya masih perlu dibenahi agar dapat menghadirkan pengalaman lebih baik.
Pichai juga mengaku bahwa Google tengah berupaya untuk menyesuaikan layanannya agar ia dapat digunakan di internet berkecepatan rendah. Salah satu contohnya adalah YouTube, yang menghadirkan opsi unduh sehingga dapat dinikmati secara offline.
Selain itu, pada kunjungannya ke negara Taj Mahal tersebut, Pichai juga mengumumkan inisiasi Digital Unlocked. Inisiatif ini bertujuan mengajak bisnis kecil dan menengah untuk masuk ke dunia online. Saat ini, sebanyak 68 persen UKM belum merambah ranah digital.
Google mengumumkan kesiapannya untuk memerangi konten berbahaya dan mengandung kebencian pada platform yang dikelolanya. Hal in disampaikan oleh Kepala Google Eropa, Timur Tengan dan Afika, Matt Brittin.
Brittin mengungkap memahami bahwa Google memiliki peran penting dalam proses menghapus dan menghilangkan konten berbahaya dan mengandung kebencian dari internet.
Selain itu, Brittin juga mengungkap, Google tidak hanya dapat mengandalkan algoritma untuk menyelesaikan berbagai permasalahan.
Sebelumnya, Google juga menyebut ikut bertanggung jawab dalam menjaga konten yang beredar di internet dari kebencian dan bahaya. Hal ini disebut Google karena perusahaannya merupakan salah satu platform terbesar di ranah internet.