BABAT POST – Google dikenal memiliki jajaran produk unggulan yang begitu populer, seperti Maps sampai Android. Hal itu membuat raksasa mesin pencari tersebut dikenal sebagai perusahaan yang inovatif.
Google didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin, dua mahasiswa Pascasarjana Doktoral (PhD) Stanford University, California, Amerika Serikat. Awalnya dua pemuda ini bermimpi untuk menciptakan mesin pencari dan indeks untuk semua website yang ada. Misi mereka menciptakan Google ini adalah mengumpulkan informasi dunia dan membuatnya dapat diakses dan bermanfaat oleh semua orang.
Page dan Brin mendapatkan dana dari investor Sun Microsystems sebesar US$ 100 ribu (sekitar Rp 13 miliar). Di awal pendirian, keduanya berfokus untuk menciptakan Google sebagai mesin pencari saja, tapi seiring perkembangan dan kemajuannya, Google memproduksi layanan berbagai produk, akuisisi, dan kerja sama di bidang mesin pencari inti Google.
Namun tahukah kamu, ternyata tak seluruh produk yang dikembangkan Google berakhir manis? Beberapa produk di antaranya menemui kegagalan
Sudah lebih dari setahun berdiri, Alphabet sebagai induk usaha Google, nyatanya masih kurang populer. Padahal konglomerat multinasional ini sama-sama didirikan oleh dua pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin.
Alphabet adalah induk usaha Google dan sejumlah bisnis lainnya seperti YouTube, Android, serta fasilitas pengembangan dan riset semi rahasia, X. Meski menaungi serentetan produk ternama, nama Alphabet kalah populer, setidaknya jika dibandingkan dengan Google sendiri.
Seperti dilansir Business Insider, Jumat (9/12/2016), ketimpangan antara keduanya dapat dilihat pada data Google Trends. Jumlah pencarian “Google” diketahui lebih tinggi dibandingkan “Alphabet”.
Alphabet Inc didirikan oleh Page dan Brin pada 2 Oktober 2015. Lalu Page menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO), sedangkan Brin sebagai President Alphabet.
Portofolio Alphabet sendiri mencakup beberapa industri termasuk teknologi, life science, penanaman modal dan penelitian. Beberapa anak usahanya adalah Google, Calico, GV, CapitalG, Verily, X dan Google Fiber.
Sejumlah anak usaha Alphabet memiliki nama baru setelah tak lagi berada di bawah naungan Google, seperti Google Ventures menjadi GV, Google Life Secience menjadi Verily dan Google X menjadi X.
Setelah proses restrukturisasi Page menjadi CEO Alphabet, Sundar Pichai menggantikan posisinya sebagai CEO Google. Kemudian saham Google dikonversi menjadi saham Alphabet, yang diperdagangkan dengan “bekas” simbol Google, “GOOG” dan “GOOGL”.