BABAT POST – Diketahui, Samsung menggelar conference call dengan para investor pada Selasa (29/11/2016) pagi kemarin. Tadinya, conference call itu diduga untuk mengumumkan perusahaan dibagi dua. Ternyata Samsung hanya ingin menenangkan jejeran investornya, sekaligus meminta waktu lebih lama untuk mempertimbangkan segala hal.
Samsung Electronics belum memutuskan masa depannya, terkait apakah akan membagi dua perusahaan atau tidak. Pabrikan Korea Selatan itu masih mempertimbangkan baik-buruknya dari segi struktur maupun dampak bisnis.
Samsung minta diberi waktu sekitar enam bulan untuk menentukan sikap, sebagaimana dilaporkan AndroidAuthority dan dihimpun KompasTekno, Rabu (30/11/2016).
Dalam proses pertimbangannya, Samsung telah menyewa konsultan eksternal untuk membantu merumuskan segala kemungkinan jika perusahaan dibagi dua.
Sebagai kompensasi bagi para investor, Samsung berjanji akan meningkatkan dividen sebesar 30 persen pada tahun ini, dibandingkan dengan 2015 lalu. Selain itu, Samsung sesumbar akan meningkatkan kas operasionalnya sebesar 50 persen pada 2017.
Gara-gara Galaxy Note 7
Usulan perusahaan dibagi dua sebenarnya sudah diajukan sejak Oktober lalu oleh Elliott Associate, yakni investor yang memegang 0,6 persen saham Samsung. Usulan itu menyusul kondisi bisnis Samsung yang sedang tak stabil akibat insiden Galaxy Note 7 dan isu politik di Korea Selatan.
Laporan kuartal ketiga Samsung menunjukkan profit operasional perusahaan hanya sebesar 4,5 miliar dollar AS atau setara Rp 60,9 triliun.
Angka itu turun 30 persen dibandingkan periode serupa tahun lalu dan merupakan performa bisnis terburuk Samsung selama dua tahun terakhir.
Menurut Elliott Associate, jika Samsung dibagi dua menjadi perusahaan induk dan operasional, investor bisa menerima dividen sebesar 27 miliar dollar AS atau setara Rp 365 triliun.
Dari responden yang tidak mengetahui kabar itu, sekitar 25 persen menyatakan bakal langsung mempertimbangkan produk Samsung di urutan pertama.
Meski begitu, hasil survei tersebut tidak menyebutkan seberapa besar dampak yang ditimbulkan akibat peristiwa recall tersebut. Dari survei ini diketahui juga bahwa pengguna smartphone Samsung ternyata mirip dengan iPhone, yakni sama-sama loyal.
Sekitar 91 persen pengguna Samsung saat ini mengaku akan kembali membeli smartphone bikinan perusahaan Korea Selatan itu. Sedangkan sekitar 92 persen pengguna dikatakan membuka peluang untuk membeli produk-produk buatan Samsung lainnya.
Persentase tersebut mirip-mirip dengan iPhone. Di mana sekitar 92 persen responden pengguna iPhone akan kembali membeli iPhone lagi. Sementara itu, 89 persen pengguna menyatakan akan membeli produk Apple lainnya.
Survei dari Reuters/Ipsos ini digelar dari 26 Oktober hingga 9 November di AS. Ada sebanyak 2.375 responden yang memiliki ponsel Samsung dan sebanyak 3.158 orang pengguna iPhone.