Cegah Berita Hoax Jadi Viral, Netter Diminta Jangan Asal Share Berita

BABAT POST – Majunya teknologi informasi membuat setiap orang bisa bertemu dan bertegur sapa tanpa harus bertatap muka secara langsung.

Bila mengingat beberapa dekade lalu, media sosial masih belum sepopuler sekarang ini. Bahkan keberadaannya sama sekali tidak terpikirkan oleh masyarakat.

Read More

Kondisi berubah seiring perkembangan teknologi, yang menciptakan situs seperti Friendster dan MySpace untuk masyarakat bisa saling bersosialisasi.

Setelah itu ada banyak sekali media sosial yang bermunculan, seperti Facebook. Tentunya keberadaan media sosial ini memiliki pro dan kontra tersendiri karena fitur-fiturnya yang lebih beragam.

Pengguna internet (netter) semakin mudah menyebarkan informasi, bahkan tidak jarang informasi palsu alias hoax pun bisa menjadi viral dan menipu banyak orang. Untuk mencegah hal itu, selain peran pemerintah, netter harus bisa mengontrol diri mereka sendiri.

Anggota Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Teguh Prasetya mengimbau netter agar bisa memiliki kontrol pribadi saat menggunakan media sosial. Masyarakat harus memperhatikan berbagai informasi yang ada di media sosial, karena dampaknya bisa tersebar luas atau menjadi viral.

“Kita harus punya kontrol pribadi dan juga berhati-hati. Selain itu, masyarakat kita jug sering melewatkan terms and conditions ketika menggunakan media sosial. Padahal yang diminta layanan-layanan itu salah satunya data pribadi seperti kontak,” tutur Teguh ditemui di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (26/11/2016).

Lebih lanjut, Teguh pun menekankan agar netter tak asal membuat postingan di internet. Jangan sampai hal itu justru merugikan diri sendiri.

“Orangtua selalu menasehati mulutmu harimaumu. Sekarang kita nasehati diri kita sendiri dan anak cucu kita bahwa postinganmu harimaumu,” katanya berkelakar.

Ditambahkan Staf Ahli Menteri Bidang Hukum Kementerian Komunikasi dan Informatika, Henri Subiakto, semakin banyaknya pengguna media sosial dengan berbagai latar belakang dan pendidikan, justru membuat mereka menjadi mudah terprovokasi. Bahkan sudah bukan rahasia lagi, perseteruan antar pengguna kerap ditemui di media sosial ketika mereka berbeda pendapat.

“Kadang orang tidak sadar di media sosial ada begitu banyak ideologi, agama yang berbeda, semuanya ada di sana. karena itu kita harus berhati-hati, jangan mudah terprovokasi,” ungkapnya.

Related posts