Facebook Jadi Sarana Berita Hoax, Benarkah?

BABAT POST – Facebook semakin terkenal di dunia maya, bukan hanya sekedar bisa saling sapa di facebook. Namun ada sebagian orang menyalahgunakan kegunaan fb itu sendiri.

Facebook saat ini tengah dikaitkan sebagai salah satu corong penyebaran berita palsu yang dilakukan sejumlah orang. Tuduhan ini kian diperkuat setelah jejaring sosial itu dikaitkan dengan kemenangan Donald Trump pada pemilihan umum Amerika Serikat beberapa waktu lalu.

Read More
Berita Terkait :  Cara Ganti Bahasa TikTok

CEO Facebook Mark Zuckerberg pun angkat bicara mengenai persoalan tersebut. Menurut dia, seperti dikutip dari Business Insider beberapa waktu lalu, jumlah berita palsu di layanannya begitu sedikit dan tak mungkin berpengaruh pada kemenangan Trump.

Namun, ia tak menampik Facebook tengah berupaya keras untuk bisa menghilangkan keberadaan berita palsu atau hoax di platform-nya. Beragam strategi telah diungkap Zuckerberg, seperti pelaporan berita palsu oleh pengguna, kebijakan iklan, dan pendeteksian berita yang lebih baik.

Meskipun Zuckerberg menampik tuduhan tersebut, tak sedikit pengguna yang kadung kecewa dan memilih untuk berhenti sementara dari layanan itu. Terlebih, pada kenyataannya sistem algoritma News Feed memang memungkinkan seseorang menjadi terpaku pada satu pandangan saja.

Berita Terkait :  3 Tips dan Trik Dasar Instagram

Hal itu disebabkan algoritma News Feed Facebook berusaha untuk menampilkan konten yang dianggap sesuai dengan keinginan pengguna. Namun sistem itu tak bisa membedakan apakah sebuah konten itu fakta atau tidak.

Kondisi ini yang disebut oleh Eli Pariser sebagai gejala filter bubble. Melalui bukunya yang berjudul “The Filter Bubble: What The Internet is Hiding”, sistem ini memang mungkin tepat diberlakukan untuk kebutuhan e-Commerce, tapi tidak tepat bila digunakan pada demokrasi.

Pasalnya, pengguna yang telah memilih satu kata kunci akan terus mendapat informasi sesuai dengan pilihan tersebut, tanpa ada pandangan lain.

Berita Terkait :  Tampilan Baru Instagram Bisa Buat Slideshow Foto

Keadaan ini berlaku hampir di seluruh pengguna Facebook. Karena itu, sangat mungkin seseorang hanya mendapat informasi dari satu sudut pandang saja.

Lantas, apakah penyebaran berita palsu di Facebook dapat mengancam kebebasan demokrasi dan konflik? Mengutip dari tulisan pegiat SAFEnet Damar Juniarto di situsnya, Kamis (24/11/2016), dunia siber sekarang ini seperti lautan penuh kebencian yang memerlukan sikap hati-hati.

Kondisi itu, apabila dilakukan terus-menerus, dapat berujung pada disintegrasi bangsa. Meskipun memang belum dalam tahap konflik sosial, bukan tak mungkin jika terus berlarut-larut ada kemungkinan Indonesia memiliki konflik berbasis kebencian di media sosial.

Related posts