BABAT POST – Produk bahan bakar minyak (BBM) yang meluncur tahun lalu, Pertalite, kini semakin dipilih oleh rakyat Indonesia. Bahkan pemakaian Pertalite sudah melonjak hingga 700 persen.
Jika Anda mengunjungi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) jangan heran kalau sulit menemukan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium. Secara perlahan, Pertamina mengubah fasilitas pelayanan BBM bensin untuk fokus pada Pertalite dan Pertamax.
Pihak Pertamina menjelaskan Pertalite dan Pertamax yang sekarang diminati masyarakat. Khususnya Pertalite, pemakaiannya sudah melambung.
“Kalau kita lihat antrean di Pertalite dan Pertamax makin panjang, nah kalau ini tidak difasilitasi konsumen akan kurang nyaman. Akhirnya kami tambahkan nozzle-nya Pertalite dan Pertamax,” jelas Awan Raharjo, Senior Sales Executive Pertamina Wilayah Jakarta Selatan dan Timur, di Jakarta, Sabtu (19/11/2016).
Kendalanya, lanjut Awan, SPBU tidak langsung mengikuti sebab harus menambah dispenser yang butuh investasi sekaligus ketersediaan lahan. Solusinya, komposisi nozzle diubah jadi lebih banyak Pertalite dan Premium.
“Kami ubah komposisinya sampai mungkin pada taraf hingga dirasa tidak kurang nyaman oleh konsumen,” papar Awan.
Pemakaian Premium telah turun drastis dari 80 persen mewakili semua produk BBM bensin dari Pertamina menjadi di bawah 50 persen. Penurunan ini dikatakan karena konsumen beralih ke Pertalite dan Pertamax.
Pertalite diluncurkan Pertamina setelah Pemerintah mencabut subsidi buat Premium. Penghentian subsidi ini seolah-olah menjatuhkan beban pada Pertamina.
Pihak Pertamina memang tidak pernah menyatakan Pertalite merupakan pengganti Premium. Namun yang jelas porsi Premium sudah berkurang jauh dari dua tahun lalu.
Awan Raharjo, Senior Sales Executive Pertamina Wilayah Jakarta Selatan dan Timur, menerangkan, komposisi Premium di produk BBM bensin dari perusahaan jatuh di bawah 50 persen. Padahal sebelumnya mendominasi sampai 80 persen. Di lain sisi, sekarang porsi Pertalite sudah 30 persen.
“Jadi sebetulnya, bukan karena kami ingin hapus Premium tetapi karena ada kebutuhan pasar. Di mana ada potensi kami penuhi kebutuhannya, yaitu Pertalite,” kata Awan, di Jakarta, Sabtu (19/11/2016).
“Jelas ini bukan kapasitas Pertamina untuk menjawab, kebijakan itu ada di Pemerintah. Pertamina sebagai produsen hanya melihat dari kebutuhan pasar,” ucap Awan lagi.
Penerimaan masyarakat pada Pertalite dikatakan sangat bagus. Pemahaman atas pemakaian BBM lebih bersih termasuk salah satu faktor pendukungnya.