BABAT POST – Gempa bumi tektonik mengguncang kawasan pantai selatan Jawa Timur, Rabu (16/11/2016) sekitar pukul 22.10 WIB. Guncangan gempa bumi berkekuatan 6,2 skala Richter membuat warga kaget.
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Jawa Timur, terus mengumpulkan informasi terhadap dampak gempa bumi tektonik berkekuatan 6,2 skala richter yang terjadi di laut selatan Kabupaten Malang.
Data sementara menunjukkan, 29 rumah rusak akibat gempa tersebut, yaitu 8 rumah di Desa Tirtomarto, Kecamatan Ampelgading, 14 rumah di Desa Taman Kuncaran, Kecamatan Tirtoyudo, 1 rumah di Desa Clumprit, Kecamatan Pagelaran, 5 rumah di Desa Bumirejo, Kecamatan Dampit, dan 1 rumah di Desa Tanggung, Kecamatan Turen.
Dari data kerusakan sebanyak itu, tiga rumah dinyatakan rusak berat, sementara yang lain dinyatakan rusak sedang dan ringan.
“Rata-rata kerusakan pada atap rumah ambrol, dapur, tembok retak dan teras, serta pagar rumah rusak,” kata Kepala BPBD Kabupaten Malang, Hafi Lutfi, Kamis (17/11/2016).
Dia menyebutkan, data kerusakan rumah itu diprediksi masih akan bertambah. Sebab, tim di lapangan masih terus mengumpulkan informasi.
“Tim kami masih di lokasi karena lokasinya berjauhan,” ucapnya.
Sembari mengumpulkan informasi, tim di lapangan juga membawa bantuan bagi korban yang rumahnya rusak. Bantuan itu berupa kebutuhan dasar, seperti sembako dan alas tidur.
Gempa bumi tektonik berkekuatan 6,2 skala richter terjadi di laut selatan Jawa Timur, Rabu (16/11/2016) sekitar pukul 22.10 WIB. Gempa tersebut dipicu oleh aktivitas subduksi antara lempeng Indo Australia dan lempeng Eurasia. Meski demikian, gempa itu tidak berpotensi tsunami.
Abidin, seorang warga di Jalan Tapak Siring Kelurahan Samaan, Kecamatan Klojen, Kota Malang, merasa kaget saat bumi bergoyang. Menurut dia, tiba-tiba kasur di dalam kamarnya bergetar dan pintu rumah bergerak.
“Aku langsung lari ke luar rumah. Khawatir bikin bangunan roboh karena terasa cukup lama,” kata Abidin.
Getaran itu dirasakannya selama hampir satu menit.
Hal yang sama dikatakan oleh Lia. Ia mengaku merasakan goncangan selama dua kali. Untunglah, hal itu tidak sampai membuat barang-barang di rumahnya jatuh.
“Alhamdulillah terjadi apa-apa. Suami saya yang sedang ada di Surabaya juga merasakan,” kata dia.