Persekutuan Gereja Indonesia Berharap Umat Tetap Tenang Pasca Bom Samarinda

BABAT POST – Bon Samarinda yang menakutkan warga sekitar khususnya umat yang beragam islam.

Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menyampaikan rasa prihatin dan simpati bagi korban ledakan bom yang menimpa jemaat HKBP di Gereja Oikoumene, Sengkotek, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu 13 November 2016. Sekretaris Umum (Sekum) PGI Pendeta Gomar Gultom mendoakan agar korban luka-luka segera pulih.

Read More

Gomar mengimbau kepada semua umat tetap tenang dan tidak membangun opini liar, terutama di media sosial, yang semakin menebar teror dan kebencian bagi diri sendiri dan masyarakat umum.

Berita Terkait :  Bom Samarinda, pertama kali terjadi di ibukota Kalimantan Timur

“Kami juga mengimbau umat untuk mempercayakan penanganan masalah ini kepada pemerintah dan aparat penegak hukum, dalam hal ini Kepolisian Republik Indonesia, sesuai prosedur dan mekanisme hukum yang berlaku di negara kita,” ujar dia.

Gomar mengatakan, sebagai warga Indonesia, harus tunduk dan menjunjung tinggi konstitusi dan jangan memaksakan kehendak melampaui mekanisme hukum.

“Kami mengajak umat Kristen terus mendoakan pemerintah Republik Indonesia, untuk dapat menegakkan keadilan dan perdamaian di bumi Indonesia. Pada saat sama, kita terus membangun solidaritas sesama anak bangsa yang berkehendak baik, menuju cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945,” kata dia.

Berita Terkait :  Ayah Mirna curhat soal kelakuan Jessica

Gomar juga meminta penanganan yang tegas, cepat, dan profesional dari pemerintah di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo atas kejadian pemboman ini.

“Kami juga mengimbau pemerintah untuk dapat mencegah peristiwa sejenis dengan lebih dini menindak tegas bibit-bibit intoleransi dalam rupa ujaran kebencian yang akhir-akhir ini makin marak,” sambung dia.

Gomar mengajak agar seluruh komponen masyarakat Indonesia, khususnya para pimpinan agama tetap setia menanamkan dan menebarkan pesan-pesan perdamaian, kemanusiaan, dan kebangsaan kepada umat masing-masing, karena untuk itulah, mestinya, agama-agama hadir di muka bumi ini.

Berita Terkait :  Warga Samarinda temukan goa peninggalan Jepang

“Segala bentuk aspirasi dan perbedaan pendapat hendaknya dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah atau melalui mekanisme hukum yang berlaku,” Gomar menandaskan.

Sebuah ledakan terjadi di Samarinda. Ledakan di depan Gereja Oikumene, Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur, itu diduga berasal dari bom molotov.

Kapolres Samarinda Kombes Pol Setyo Budhi mengungkap, ledakan itu terjadi sekitar pukul 10.30 Wita. Akibat ledakan itu, empat orang menjadi korban.

Related posts