ISIS Manfaatkan Warga Sipil Sebagai Perisai Manusia Guna Pertahankan Mosul

BABAT POST – Kini ribuan warga sipil telah mengalir ke pusat Mosul seiring mundurnya militan ISIS dari kota-kota sekitarnya. Kebanyakan dari mereka adalah wanita, anak-anak dan orang tua, begitu pernyataan saksi mata.

Warga sipil dari desa-desa sebelah selatan tampaknya telah dipaksa masuk ke dalam kota oleh ISIS. Saksi mata mengatakan para pengungsi dalam kondisi buruk, tanpa makanan atau akomodasi seperti dikutip dari CNN, Sabtu (29/10/2016).

Read More

Kedatangan para pengungsi ini terjadi di tengah kekhawatiran pejabat PBB jika ISIS akan menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia terhadap pasukan Irak dan Kurdi yang berjuang untuk merebut kembali kota terbesar kedua di Irak itu. Meski begitu, belum diketahui dengan pasti maksud ISIS terhadap warga sipil ini.

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Zeid Ra’ad Al Hussein, mengatakan awal pekan ini kantornya memiliki bukti beberapa contoh di mana ISIS telah memaksa warga sipil meninggalkan rumah mereka di desa-desa terpencil dan menuju Mosul.

Ia juga mengatakan PBB juga telah menerima laporan bahwa warga sipil yang dicurigai tidak setia telah ditembak mati.

“Kami serius sangat khawatir dengan laporan bahwa ISIS menggunakan warga sipil di dalam dan sekitar Mosul sebagai perisai manusia sebagai benteng dari pasukan Irak, menjaga warga sipil dekat dengan kantor atau tempat di mana pejuang berada, yang dapat mengakibatkan korban sipil,” kata Zeid.

“Ada bahaya besar dimana pejuang ISIS tidak hanya akan menggunakan orang-orang rentan seperti perisai manusia tetapi dapat memilih untuk membunuh mereka daripada melihat mereka dibebaskan,” katanya.

ISIS telah menggunakan taktik yang sama dalam pertempuran sebelumnya di Irak, terutama di Falluja pada bulan Juni.

Mantan pejuang ISIS Abu Ahmed menceritakan bagaimana ia diperintahkan untuk membunuh wanita dan anak-anak untuk mencegah warga lainya melarikan diri dari daerah yang berada di bawah kendali ISIS. Ahmed sendiri kini menjadi tawanan pasukan Kurdi.

“Orang-orang yang mencoba melarikan diri, karena kondisi mereka di Mosul, untuk bergabung dengan tentara Kurdistan atau Baghdad akan diledakkan dengan IED (bom rakitan) dan jika tidak mereka akan ditembak bahkan termasuk anak-anak,” kata Ahmed seperti dikutip dari Express, Minggu (30/10/2016).

“Para warga sangat peduli terhadap anak-anak mereka. Hal yang paling sulit bagi siapa pun untuk melihat anak mereka yang terluka, bahkan jika mereka terluka bukan karena tembakan, tapi ISIS menggunakan senjata pada anak-anak,” sambungnya.

Aksi ofensif untuk merebut Mosul dari tangan ISIS tengah dilakukan oleh pasukan Iran yang didukung Amerika Serikat (AS) bersama pasukan Kurdistan, Peshmerga.

PBB telah memperingatkan ISIS akan mempergunakan warga sipil sebagai perisai manusia untuk mempertahankan Mosul. Anggota ISIS juga diperintahkan untuk melakukan eksekusi massal guna menghambat pergerakan pasukan Irak.

Puluhan ribu keluarga telah mengungsi karena pertempuran terus menerus yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah Mosul. Desa-desa di sekitar Mosul telah direbut kembali oleh pasukan Irak, namun untuk menguasai seluruh kota membutuhkan waktu berbulan-bulan.

Related posts