Burgess Sebut Valentino Rossi Sudah Mulai Agak Lamban

BABAT POST – Jeremy ‘Jerry’ Burgess akhirnya gatal juga berkomentar usai melihat mantan pembalap kesayangannya paceklik gelar juara dunia kelas bergengsi sejak terakhir pada 2009. Dan eks kepala mekanik Michael Doohan serta Alex Criville di tim Repsol Honda itu coba angkat bicara dan mungkin saran yang dikemukakan Jerry bermanfaat.

Ya, Burgess sudah jadi kepala mekanik tim Valentino Rossi sejak dia melakoni debut di kelas bergengsi (500cc) pada musim 2000 bersama Honda Nastro Azzurro. Dan perlu diketahui bahwa tujuh gelar juara dunia kelas utama yang direbut oleh The Doctor, semuanya diraih ketika Burgess masih menjabat kepala mekanik timnya.

Read More

Pada akhir musim 2013, atau tahun pertama Rossi kembali ke Yamaha pasca dua musim memacu Ducati. Burgess pensiun dan digantikan Silvano Galbusera, yang mana prestasi terbaik The Doctor pada eranya sebagai kepala mekanik tim adalah runner-up dunia dengan tertinggal lima poin di bawah rekan setimnya, Jorge Lorenzo, musim lalu.

Akhir pekan lalu bersamaan dengan gelara MotoGP Australia 2016, Burgess ternyata ikut membantu panitia setempat untuk mengorganisasi sejumlah hal. Dan di sela-sela jam istirahatnya, situs Motorsport.com berkesempatan mewancarai pria 63 tahun itu atas apa yang terjadi di arena Kejuaraan Dunia Balap GP Motor belakangan.

Sejak pensiun pada akhir 2013, Burgess mengaku hanya fokus ke aktivitas yang tidak lagi berhadapan dengan tingkat stres yang tinggi. Karena selain bersama Doohan, Criville dan Rossi, pria asal Australia itu juga mekanik yang berada dibalik sukses dua legenda balap GP Motor era 80-an, Freddie Spencer serta Wayne Gardner.

“Saya menghabiskan waktu dengan bermain golf serta tenis, dan saya hanya menyaksikan lomba MotoGP lewat televisi,” kata Burgess yang pendapatnya soal performa Rossi termasuk dalam kategori orang yang patut dipercayai.

Bagaimana dengan Vale?

“Mungkin Valentino saat ini bukanlah pembalap yang meraih waktu tercepat dalam satu putaran, tapi dia masih jadi salah satu yang terkuat saat lomba. Adalah benar kalau dia sudah tidak memenangkan kejuaraan dunia lagi dan amat dekat dengan itu pada 2015.”

Lalu musim ini (2016) dia kembali gagal juara dunia?

“Dari sudut pandang saya, dan mungkin tidak sama dengan yang kebanyakan orang pikirkan. Dia (Rossi) tidak kehilangan gelar juara dunia atas hasil tiga balapan terakhir, namun lebih awal lagi. Karena dia memutuskan untuk fokus meraih hasil podium di setiap lomba tersisa. Tapi itu tidaklah cukup buat merebut kejuaraan dunia, sebab Anda mesti memenangkan lomba.”

Bagaimana dengan insiden jatuhnya Rossi di MotoGP Jepang (2016)?

“Valentino telah membuat beberapa kesalahan tahun ini, dengan salah satunya di Assen (MotoGP Belanda) dan Jepang yang menarik atensi saya. Untuk insiden di Belanda sungguh sangat tidak biasa, karena normalnya dia tidak pernah kecelakaan saat memimpin lomba.”

Bagaimana dengan Marc Marquez yang jadi juara dunia MotoGP untuk ketiga kalinya dan kembali mengungguli Rossi?

“Marc mampu menghindari dirinya dari insiden kecelakaan (sebelum di MotoGP Australia) karena dia amat lincah. Valentino, seiring berjalannya waktu, kini perlahan sudah mulai agak lamban untuk urusan reaksi di atas motor.”

Related posts