Pisah, Filipina Gabung Dengan Rusia dan China Untuk Melawan Dunia

BABAT POST – Usai kontroversi beberapa waktu yang lalu Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat berada di China akhirnya mengumumkan bahwa Filipina “pisah” dengan Amerika Serikat (AS) dan sepakat selesaikan sengketa Laut China Selatan dengan China melalui perundingan. Gedung Putih dengan cepat merespons komentar Duterte tersebut.

Komentar sensitif Presiden Duterte disampaikan di depan 200 pelaku bisnis Manila dan Beijing di China.

Read More
Berita Terkait :  Juru kampanye Hillary Clinton Sebut Julian Assange dan Wikileaks Sebagai Propagandis Rusia

”Di tempat ini, Anda yang terhormat, di tempat ini, saya mengumumkan perpisahan saya dari Amerika Serikat,” kata Duterte yang disambut tepuk tangan oleh ratusan orang di forum tersebut yang juga dihadiri Wakil Perdana Menteri China, Zhang Gaoli.

”Baik dalam militer, tidak hanya sosial, tetapi ekonomi juga. Amerika telah kehilangan,” lanjut Duterte pada hari Kamis.

”Saya sudah menyesuaikan diri dalam aliran ideologi dan mungkin saya juga akan pergi ke Rusia untuk berbicara dengan (Presiden Vladimir) Putin dan mengatakan kepadanya bahwa ada tiga dari kita melawan dunia, China, Filipina dan Rusia. Ini satu-satunya cara,” ujar Duterte.

Meski komentar Filipina “pisah” dari AS diumumkan Presiden Duterte, Gedung Putih mengklaim bahwa Pemerintah Filipina belum secara resmi membuat permintaan untuk mengakhiri hubungan keamanan dan ekonomi antara AS dan Filipina.

Berita Terkait :  WNI Kembali di Culik, Presiden Jokowi Kirim Surat ke Presiden Filipina

”Kami belum menerima permintaan resmi dari pejabat Filipina untuk mengubah salah satu dari banyak masalah kerja sama bilateral kita,” kata juru bicara Gedung Putih, Eric Schultz, seperti dikutip Reuters, Jumat (21/10/2016).

”Aliansi AS-Filipina dibangun di atas sejarah 70 tahun,” ujar Schultz.

”Kami percaya dalam kepentingan keamanan nasional kami ketika mitra kami dan sekutu di wilayah ini memiliki hubungan yang kuat dengan China,” sindir Schultz terhadap langkah Duterte yang mendekat ke China yang saat ini jadi rival AS.

Lebih lanjut pemerintah Amerika Serikat (AS) pun akan menuntut penjelasan kepada Pemerintah Filipina terkait pengumuman Presiden Rodrigo Duterte yang menyatakan Filipina “pisah” dari AS. Komentar Duterte itu diumumkan saat sedang lawatan ke China pada hari Kamis.

Berita Terkait :  Profil Raja Bhumibol Adulyadej dan sepak terjangnya selama memimpin Thailand

Pemerintah AS merasa perlu meminta penjelasan dari Filipina karena komentar sensitif Duterte itu membingungkan. Departemen Luar Negeri AS menyebut pengumuman Duterte bertentangan dengan hubungan dekat kedua negara yang masih terjalin.

”Kami akan mencari penjelasan tentang apa yang presiden (Duterte) sampaikan tentang perpisahan dari AS,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby, seperti dikutip Reuters, Jumat (21/10/2016).

”Ini tidak jelas bagi kami apa artinya dalam semua ramifikasi-nya,”sambungnya.

Related posts