Demi Selamatkan ‘Kesehatan’ Diler, Sepeda Motor Sport Yamaha Kembali Alami Tren Penurunan

BABAT POST – Sepeda Motor Sport Yamaha kembali mengalami tren penurunan. Setelah merebut satu-satunya tahta pada Agustus 2016, status itu harus direlakan lagi kepada Honda yang mengklaim sebagai penguasa sport September. Apa yang sebenarnya terjadi?

Asisten GM Pemasaran PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) menjelaskan bahwa lagi-lagi, hal ini akibat dari rasionalisasi stok yang dilakukan Yamaha demi ”kesehatan” diler. Apalagi, waktu sudah memasuki akhir tahun yang membuat merek garputala itu harus menahan diri mengumbar pasokan.

Read More

”Agustus (2016) kemarin kan digelontor stok, karena pada Juli, ada Lebaran yang menyita waktu produksi. Harapannya (dengan diperbanyak stok), Agustus dan September penjualannya bagus. Tapi ternyata tidak sesuai harapan,” kata Masykur, Selasa (18/10/2016), via sambungan telepon.

Berita Terkait :  Petronas SRT Tak Mau Buru-Buru Tentukan Pebalap untuk MotoGP 2022

Alhasil, kata Masykur, stok di diler masih menumpuk. Pengiriman (penjualan wholesales) untuk diler diturunkan lagi pada September. YIMM menahan diri karena kondisi pasar yang masih belum normal. Jika stok diperbanyak, bisa jadi barang akan menumpuk sampai awal tahun depan.

”Kasihan diler nanti. Kan orang pasti akan mencari motor yang produksi 2017. Ini murni bukan mengejar market share, kami hanya ingin diler-diler Yamaha sehat. Tidak masalah soal status (raja segmen sport), karena memang kondisi pasar yang tidak normal,” ucap Masykur.

Data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) September 2016, sport Yamaha dibanting lagi oleh Honda. ”Si Merek Biru” membukukan total distribusi di segmen ini sebesar 12.837 unit pada September 2016. Bandingkan dengan Honda yang kembali melesat dengan 31.483 unit pengiriman ke diler pada bulan yang sama.

Berita Terkait :  Januari Yamaha baru launching motor terbaru untuk Rossi dan Lorenzo

Secara total Januari-September 2016 pun, Yamaha tertinggal dari Honda sebagai pesaing utama, dengan penjualan (wholesale) 179.243 unit, di bawah Honda yang membukukan 229.970 unit

Bukan hanya itu saja, per September 2016, ekspor yang dilakukan PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) mulai menunjukkan penurunan. Indikasinya permintaan dari luar negeri akan terus menurun atau stagnan sepanjang akhir tahun.

Dari data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), angka ekspor Yamaha bulan lalu merosot menjadi 14.900 unit dari 16.960 unit pada Agustus 2016. Sebenarnya, penurunan menjadi 14.000-an masih cukup baik, bahkan lebih baik dari Juli yang juga berada di level yang sama.

Namun apa pun itu, pasti ada alasan di balik turunnya permintaan ini. Masykur mengatakan bahwa kemungkinan besar penyebabnya adalah musim yang di Eropa sudah mulai masuk musim gugur dan akan berubah menjadi musim dingin pada Desember.

Berita Terkait :  Fabio Quartararo Sukses di Yamaha Buat Vinales Tak Nyaman?

”Ya kalau musim dingin kan pada enggak naik motor, kedinginan. Permintaan otomatis menurun, karena banyak orang yang menunda pembelian motor, khususnya di Eropa. Memang ini hipotesa awal, betul tidaknya akan kami kroscek,” kata Masykur.

Dia pun menjelaskan alur pengiriman beberapa model ke Eropa dan Jepang, seperti NMAX dan R25 atau R3. Jika September mulai dikirim, masuk ke sana pada November. Penjualan lalu dilakukan pada November minggu ketiga. Ini kata Masykur sudah masuk musim dingin.

Harapan baik ekspor selalu pada bulan Maret atau April, disebut bahwa orang sudah mulai senang naik motor lagi, kecuali terjadi perubahan iklim karena cuaca ekstrem.

Related posts