BABAT POST – Setelah kejadian meledaknya Samsung Galaxy Note 7 beberapa waktu lalu Samsung kini dikabarkan akan mengubah strategi penjualan ponselnya. Perusahaan asal Korea Selatan itu dikabarkan bakal berhenti mengembangkan seri Galaxy Note dan fokus pada pengembangan seri Galaxy S saja.
Selama ini Samsung memang dikenal memakai strategi jagoan ganda. Ada dua ponsel mutakhir yang dirilis tiap tahun, yaitu seri Galaxy S pada paruh pertama dan seri Galaxy Note pada paruh akhir.
Bila kabar yang beredar tepat, berarti strategi tersebut akan segera ditinggalkan dan Samsung bakal menjagokan satu lini ponsel saja, yaitu seri Galaxy S. Kualitas produk tersebut pun dapat ditingkatkan dan lebih terjamin.
Informasi yang dirangkum dari Korea Herald, Rabu (19/10/2016) menyebutkan bahwa alasan perubahan strategi tersebut terkait dengan pengelolaan jadwal produksi ponsel Samsung.
Saat ini, jadwal perilisan ponsel Samsung sudah begitu ketat. Proses produksi pun mesti digeber sehingga disinyalir berpengaruh pada kualitas produk akhir.
Alasan inilah yang disinyalir membuat Samsung Galaxy Note 7 bermasalah, seperti baterai yang meledak dan terbakar beberapa waktu lalu. Perusahaan asal Korea Selatan itu pun langsung meresponnya dengan penarikan unit di seluruh dunia.
Berikutnya, pengguna Galaxy Note 7 pun mendapatkan penggantian, salah satunya berupa unit ponsel yang diyakini sudah aman. Namun malang, pasca pengiriman unit baru ini, masih muncul kasus serupa.
Sejumlah pengguna melaporkan bahwa unit pengganti Samsung Galaxy Note 7 tiba-tiba berasap dan terbakar. Samsung langsung menjawab masalah ini dengan penghentian produksi seluruh unit Galaxy Note 7.
Kasus ledakan dan kebakaran pada ponsel Galaxy Note 7 ini diduga akibat cacat pada baterai litihium-ion yang dipakainya. Hal ini, disinyalir, turut mempengaruhi keputusan Samsung untuk mengubah strategi penjualan ponselnya tahun depan.
“Sementara ini, masih belum diketahui apa tindakan yang akan diambil Samsung demi memperbaiki kekacauan yang melibatkan seri Galaxy Note 7 itu. Tapi bisa dipastikan mereka akan mengubah strategi marketing yang ada. Portfolio produk pun akan berubah,” terang sumber internal yang enggan disebutkan namanya.