BABAT POST – Kelangkaan gas elpiji 3 KG juga terjadi di Yogyakarta, sejumlah warga pun mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas ukuran 3 kilogram di wilayahnya. Mereka sudah berkeliling ke sejumlah warung atau pangkalan yang ada di seputaran tempat tinggal mereka. Di media sosial juga ramai pembicaraan terkait dengan sulitnya mendapatkan gas bersubsidi tersebut.
Communication & Relations Pertamina Jawa Bagian Tengah (JBT) Area Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Didi Andrian Indra Kusuma mengatakan sulitnya mendapatkan gas 3 kilogram akibat peningkatan konsumsi selama bulan September. Untuk bulan Septemberkonsumsi gas melon naik dikarenakan ada Idul Adha dan banyaknya hajatan sebelum bulan suro.
“Di bulan September, elpiji 3 kg untuk wilyah Yogyakarta mencapai 2.780.000 tabung. Insya Allah bulan Oktober ini akan aman stoknya,” tuturnya.
Didi menambahkan pada September 2016 untuk wilayah Yogyakarta. Pertamina mencatat adanya peningkatan konsumsi elpiji 3 kg hingga 3% jika dibandingkan dengan rata-rata normal tahun 2016.
Menurut pantauan tim PT Pertamina di lapangan, hal tersebut dikarenakan meningkatnya kegiatan rumah tangga pada momen Idul Adha dan tingginya tren seremoni keagamaan, seperti pernikahan. Sudah menjadi tradisi, banyak masyarakat melaksanakan seremoni keagamaan seperti pernikahan sebelum bulan Suro.
Bulan Suro pada kalendar adat Jawa tidak diperkenankan menggelar upacara pernikahan. Kebetulan pada Oktober sudah memasuki bulan Suro, maka masyarakat banyak menggelar tradisi di bulan September hingga awal bulan Oktober.
Namun demikian, lanjutnya, dalam menjalankan fungsi Public Service Obligation (PSO) yang salah satunya dalam hal pendistribusian elpiji 3 kg sebagai barang bersubsidi, Pertamina terus berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Monitoring lapangan bersama Pemerintah Kota dan Hiswana Migas menjadi salah satu upaya Pertamina guna memastikan elpiji 3 kg tersedia bagi masyarakat yang membutuhkan. Sebagai barang bersubsidi, elpiji 3 kg sejatinya merupakan komoditas yang diperuntukan bagi masyarakat miskin dan usaha kecil.
Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat yang sudah tidak tergolong miskin dan pelaku bisnis hotel, restoran serta industri menengah ke atas lainnya segera beralih ke produk elpiji non subsidi.
“Pertamina terus melakukan kajian terkait tren konsumsi elpiji masyarakat. Pada Oktober ini, Pertamina telah menyiapkan alokasi sejumlah 312.68 metrik ton (tambahan 6,3%) di Yogyakarta yang akan terus dipantau kebutuhannya di lapangan,” paparnya.