Awas, Kini Ada Tabung Gas Elpiji 3 KG yang Berisi Air

BABAT POST – Akhir-akhir ini gas elpiji 3 kilogram tengah mengalami kelangkaan di beberapa wilayah di Indonesia. Dan ditengah kelangkaan gas elpiji 3 kilogram, warga Kelurahan Tugu, Cimanggis justru dihebohkan dengan adanya tabung gas berisi air. Kejadian ini pertama kalinya terjadi di wilayah itu. Puluhan tabung gas melon itu telah beredar ke para pembeli di Kelurahan Tugu.

Daryani, warga RT 002/RW 006 Kelurahan Tugu mengatakan, dia membeli gas itu dari warung dekta rumahnya. Dia membeli empat tabung seharga Rp18.500. Dia beli dari pengecer bernama Yana.

Read More

“Saya biasa beli gas di sana tapi baru kali ini berisi air,” kata Daryani, Senin (10/10/2016).

Dia sengaja membeli banyak karena untuk dijual kembali. Ia telah menjual empat tabung yang berisi air. Namun tiga orang warga mengembalikan tabung tersebut dengan keluhan api hanya menyala beberapa menit dan mati.

“Dua tabung saya kembalikan ke Ibu Yana,” katanya.

Sementara satu tabung berisi air masih ada di rumahnya. Dia biasa menjual gas melon seharga Rp22.000.

“Pas saya tanya Ibu Yana dapat dari agen lain yang mengantar ke rumahnya,” ceritanya.

Ia menuturkan biasa membeli sebanyak 10 tabung ke pengecer di rumahnya. Namun, karena sudah lebih dari sebulan elpiji 3 kg langka di wilayahnya, Daryani hanya mendapatkan empat tabung.

“Baru kali ini bermasalah,” pungkasnya.

Kelangkaan juga terjadi di Yogyakarta, sejumlah warga pun mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas ukuran 3 kilogram di wilayahnya. Mereka sudah berkeliling ke sejumlah warung atau pangkalan yang ada di seputaran tempat tinggal mereka. Di media sosial juga ramai pembicaraan terkait dengan sulitnya mendapatkan gas bersubsidi tersebut.

Ika Ningsih, warga di seputaran Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman mengaku sulit mendapatkan gas ukuran 3 kilogram sejak beberapa hari yang lalu. Ia sudah berkeliling setidaknya ke lima pangkalan yang ada di dekat rumahnya. Namun ia tidak mendapatkannya karena pangkalan yang ia datangi mengaku telah kehabisan stok.

“Di mana-mana kosong, tidak ada persediaan,” tuturnya, Senin (10/10/2016).

Sulitnya mendapatkan gas melon ini tentu membuatnya sedih, sebab ia khawatir warung lesehan di pinggir jalan miliknya tidak bisa buka lagi. Karena gas melon merupakan bahan baku untuk membuka warungnya. Jika menggunakan gas elpiji ukuran 12 kilogram, ia mengaku tidak mendapatkan untung karena harganya yang selangit.

Hal yang serupa juga diungkapkan Fauzan, warga Sariharjo, Kabupaten Sleman. Bahkan setelah keliling ke beberapa pangkalan dan warung, ia mendapatkan gas 3 kilogram yang harganya cukup mahal, jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan PT Pertamina. Untuk mendapatkan gas tersebut ia terpaksa membayar Rp25.000 per tabungnya.

“Kata penjualnya karena susah maka harganya mahal,” ungkapnya.

Related posts