BABAT POST – Salah seorang pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi asal Pasuruan akhirnya berhasil dipulangkan dari padepokan. Tim penjemput Pemkab Pasuruan berhasil membujuk pengikut setia Dimas Kanjeng untuk pulang ke kampung halamannya.
Sanan (57), warga Kelurahan Gelanggang, Kecamatan Beji, bersedia pulang setelah mendapat pencerahan. Ia bersedia meninggalkan padepokan dengan didampingi lurah Gelanggang.
Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf mengungkapkan, pada penjemputan yang dilakukan sebelumnya, tim Pemkab Pasuruan hanya bertemu dengan delapan orang pengikut Dimas Kanjeng. Padahal, sesuai pendataan, setidaknya terdapat 25 orang warga asal Pasuruan yang masih bertahan di padepokan.
“Pada penjemputan pertama, Sanan tidak ikut serta dalam dialog dengan utusan Pemkab Pasuruan. Sehari kemudian, ia baru bersedia pulang dengan didampingi lurah Gelanggang,” kata Irsyad Yusuf, Rabu (5/10/2016).
Menurut Irsyad, pihaknya akan terus berusaha memfasilitasi pemulangan warga Pasuruan yang masih bertahan di Padepokan Dimas Kanjeng yang terletak di Probolinggo. Upaya ini sebagai bentuk kepedulian Pemkab Pasuruan terhadap warganya yang terjerat dalam perilaku dan ajaran yang menyimpang.
“Saya minta kepada para camat untuk terus mendeteksi keberadaan warganya yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng. Mereka harus mengupayakan dan menyadarkan warganya yang hingga saat ini masih bertahan di padepokan,” ujar Irsyad yang mengaku pernah sekali bertegur sapa dengan Dimas Kanjeng dalam perjalanan menuju Jakarta.
Ia meyakini, warga Pasuruan yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng cukup banyak. Mereka memang tidak secara terus menerus berada di padepokan karena jarak menuju padepokan relatif dekat.
“Mereka punya jadwal piket, sehingga bisa pulang sewaktu-waktu. Mereka tidak bermukim dalam waktu yang relatif lama di padepokan,” kata Gus Irsyad, panggilan akrab Irsyad Yusuf.
Sementara itu keluarga Ismail Hidayat, pengikut Padepokan Dimas Kanjeng yang dibunuh dan mayatnya dibuang di Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo, meminta polisi untuk memulangkan jasadnya ke rumah korban di Situbondo, Jawa Timur.
“Jadi kami minta bantuan polisi untuk memulangkan jasad Ismail ke Situbondo. Ini permintaan istri Ismail, yakni Rasemjem,” kata pengacara Rasemjem, Asman Afif Ramdani, di Polres Probolinggo, Rabu (5/10/216).
Asman mengatakan, Rasemjem awalnya tidak mengetahui dan tidak percaya bahwa jenazah tersebut adalah suaminya. Padahal, polisi menunjukkan sarung dan sidik jari dari KTP.
Muncullah nama Ismail Hidayat dalam penyidikan oleh polisi. Mayat Ismail yang dikubur di sebelah selatan RSUD Waluyo Jati Kraksaan diotopsi hingga diketahui bahwa itu adalah mayat Ismail.
“Rasemjem baru sadar dan mengakui kalau dia suaminya setelah Kanjeng ditangkap polisi. Dia sadar setelah kasus pembunuhan Gani terungkap dan Dimas Kanjeng menjadi otak pembunuhan,” katanya.
Ismail adalah mantan pengikut Dimas Kanjeng. Dia dibunuh oleh orang Padepokan Dimas Kanjeng lantaran mengajak santri lain melawan kejanggalan padepokan.
Mantan Ketua Padepokan Dimas Kanjeng, Mishal Budianto, ditangkap polisi karena diduga terlibat kasus pembunuhan Ismail.
Setelah Ismail dibunuh, mantan Ketua Umum Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng, Abdul Gani, juga dibunuh dan mayatnya dibuang di Jawa Tengah.
Polisi menangkap pengasuh padepokan, yakni Taat Pribadi atau Dimas Kanjeng, dengan sangkaan menjadi otak pembunuhan atas kedua orang itu.
Kepala Polres Probolinggo AKBP Arman Asmara menyatakan siap membantu pemulangan jenazah Ismail. Saat ini, jenazah korban berada di Mapolda Jatim sejak polisi menyelidiki kematiannya.
“Saat mayatnya ditemukan di Tegalsiwalan, Ismail adalah Mr X. Setelah polisi melakukan otopsi, dia ternyata Ismail Hidayat, mantan pengikut Dimas Kanjeng,” kata Arman.