Rano Karno: Gubernur Tidak Apa-apa kan Menangis?

BABAT POST – Air mata artis senior yang kini menjadi Gubernur Banten Rano Karno meluncur pada peluncuran biografinya, Rano Karno: Si Doel, dalam Indonesia International Book Fair, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Minggu (2/10/2016).

Ketika itu, pembawa acara Maman Suherman yang bertindak sebagai moderator rilis dan diskusi buku itu membacakan sepenggal cerita mengenai mendiang orangtua Rano, yakni Soekarno M Noer dan Lily Istiarti.

Read More

“Sebagai seorang gubernur enggak apa-apa kan menangis?” ujar Rano yang menitikkan air mata saat peluncuran bukunya di Indonesia International Book Fair, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Minggu (2/10/2016).

Artis senior Yessy Gusman, yang juga hadir dalam acara itu, langsung mengulurkan sehelai tisu kepada Rano.

Setelah itu, Rano menceritakan secara singkat peran kedua orangtuanya dalam kehidupannya.

“Mereka orangtua yang hebat,” kata Rano.

Rano mengakui tidak mudah menceritakan kisah hidupnya dalam tulisan. Ia sempat mengalami kesulitan dan merasa tidak yakin bisa menghasilkan sebuah buku.

“Saya tanya sama teman saya (yang menjadi editor). Saya nulis apa? Dia bilang, ‘Ya tulis apa aja’. Nulis (skenario film) si doel mudah. Tetapi menulis biografi itu tidak mudah,” kata Rano, yang bukunya diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama.

Rano Karno sendiri mengaku sempat mempunyai persepsi yang salah mengenai kapan seharusnya buku biografinya dibuat.

“Saya dulu punya persepsi bahwa biografi ditulis setelah sudah meninggal. Tapi, itu salah. Kalau sudah meninggal apa yang mau dipelajari?” kata Rano.

Dibantu beberapa rekannya, Rano akhirnya menuangkan perjalanan hidupnya dalam sebuah buku yang diberi judul Rano Karno: Si Doel , yang diterbitkan PT Gramedia Pustaka Utama.

Buku tersebut menceritakan kehidupan Rano Karno, dari masa kecil, kiprahnya di dunia hiburan, hingga menjadi orang nomor 1 di Provinsi Banten.

“Saya agak surprised bisa menulis buku ini,” kata dia.

Rano mengakui meskipun terbiasa menulis skenario untuk sinetron dan film, menulis sebuah buku bukanlah hal mudah baginya.

“Saya menulis cerita Si Doel mudah, saat menulis biografi ini ternyata tidak gampang,” ucapnya.

Related posts