BABAT POST – Pasca secara tersirat menyamakan dirinya dengan pemimpin Nazi, Adolf Hitler, Presiden Filipina Rodrigo Duterte meminta maaf kepada orang-orang Yahudi di seluruh dunia pada Minggu (2/10/2016).
Berpidato di pusat kota Baolod, ia tidak pernah memiliki niat untuk menghilangkan memori dari 6 juta orang Yahudi yang dibunuh oleh Jerman.
“Saya meminta maaf mendalam dan mendalam untuk komunitas Yahudi,” kata Duterte seperti dikutip dari CBS News, Senin (3/10/2016).
Namun, Duterte menegaskan jika permintaan maafnya hanya ditujukan untuk komunitas Yahudi. Dia kembali mengecam kritik Barat dan pendukung hak asasi manusia yang menyuarakan keprihatinan atas tindakan brutal terhadap bandar dan pengguna narkoba. Diperkirakan lebih dari 3.000 tersangka pengedar dan pengguna narkoba tewas hanya dalam waktu tiga bulan.
Sebelumnya, saat berpidato di Davao City usai kunjungan ke Vietnam pada Jumat lalu, Duterte mengatakan bahwa ia telah digambarkan sebagai sepupu Hitler oleh pengkritiknya.
“Hitler membantai 3 juta orang Yahudi. Ada 3 juta pecandu narkoba (di Filipina). Ada. Aku akan senang untuk membantai mereka,” kata Duterte kala itu.
Selain itu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte juga mengatakan bahwa ia telah mendapat dukungan dari Rusia dan China ketika ia mengeluh kepada mereka tentang Amerika Serikat (AS). Hal itu diungkapkan Duterte dalam sebuah pidato.
Duterte mengungkapkan telah melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev di sela-sela pertemuan puncak para pemimpin ASEAN di Laos bulan lalu. Saat itu, Medvedev sependapat dengannya ketika ia mencerca AS.
“Saya bertemu dengan Medvedev, saya mengungkapkan kepada Anda sekarang. Saya mengatakan kepadanya tentang situasi ini, mereka memberikan saya masa-masa sulit, mereka tidak menghormati saya, mereka tidak tahu malu,” kata Duterte.
“Ia (Medvedev) mengatakan ‘itulah Amerika yang sebenarnya’, dia mengatakan ‘kami akan menolong Anda’,” katanya lagi tanpa mengungkapkan apa yang dikeluhkannya seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (3/10/2016).
Ia pun mengeluhkan hal yang sama kepada China.
“China mengatakan ‘bersebrangan dengan kami, Anda tidak akan mendapatkan keuntungan’,” kata Duterte. Tidak jelas siapa pejabat China yang dikutip ucapannya oleh Duterte.
Baru-baru ini, Duterte telah berulang kali mengatakan bahwa ia berencana untuk membuka aliansi baru dengan Rusia dan China sebagai bagian kebijakan luar negeri yang independen. Pernyataan ini sekaligus menggambarkan rapuhnya aliansi Filipina-AS.