BABAT POST – Salah seorang konsumen Honda baru saja menjadi sorotan publik. Setiadi jadi sorotan utama setelah membeli Honda CBR150R seharga Rp 33,425 juta dengan menggunakan uang koin di diler Honda Moto Care Depok. Namun perjalanan untuk mendapatkan motor barunya tidak semudah yang dibayangkan, karena ia sempat ditolak beberapa diler sebelumnya.
Setiadi mengatakan bahwa Honda Moto Care ini merupakan diler ke delapan yang akhirnya menerimanya menjadi konsumen.
“Sebelum beli saya itu menghubungi diler dulu. Tanya-tanya harga, sekaligus kasih info kalau saya mau beli motor secara tunai pakai uang koin, ternyata banyak yang nolak,” ucap Setiadi, Selasa (27/9/2016).
Menurutnya, sebelum ke Moto Care sudah ada tujuh diler yang dihubunginya lebih dulu. Mulai dari diler Honda sampai beberapa diler dengan merek motor lain yang tersebar di Depok, Jawa Barat.
“Mungkin mereka kaget dan merasa main-main jadi tidak digubris. Sampai akhirnya saya menghubungi ke Moto Care dan mereka bilang bisa-bisa saja,” ucap Setiadi.
Bahkan setelah sampai ke Honda Moto Care sendiri, Setiadi menjelaskan bahwa pihak sales sempat kaget ketika ia datang membawa ember plastik dan dus berisi uang logam.
“Koin itu kan banyak, saya saja datang berdua karena beratnya lebih dari 120 kg. Salesnya kaget ternyata jumlah koinnya banyak sekali, lalu saat saya minta hitung sekarang, mereka tidak sanggup dan meminta beberapa hari untuk menghitungnya. Sampai saat ini infonya sudah Rp 32 jutaan katanya,” kata Setiadi.
Mia Sisilia, pegawai Honda Moto Care Depok mengatakan bahwa konsumen tersebut datang dengan membawa uang koin di dalam ember berukuran 25 kilogram (kg).
“Kemarin sales yang menangani itu Yulia Anggraini teman saya. Bapaknya itu datang membawa ember bekas cat berukuran 25 kg yang isinya uang koin semua dan satu dus berisikan 14 plastik pecahan Rp 1.000,” ucap Mia, Selasa (27/9/2016).
Menurut Mia, Setiadi mendapat uang koin dari hasil mengumpulkan selama lima tahun, baik dari uang sisa jajan atau uang sisa berbelanja di supermarket. Unit CBR yang dibelinya akan digunakan oleh anaknya.
Tim yang mengurus sempat kewalahan menghitung jumlah uang koin yang dibawa Setiadi. Proses penghitungan sudah dimulai sejak kemarin pagi, Senin (26/9/2016) dan sampai saat ini pun belum selesai semua.
“Kita ganti-gantian menghitung uangnya, tapi belum kelar. Sampai saat ini baru Rp 32 juta dalam bentuk koin Rp 1.000. Kalau semua sudah terhitung, baru kami infokan ke konsumen untuk pengiriman unitnya,” ucap Mia.