Pilgubd DKI Jakarta Akan Menjadi Pertarungan Luarbiasa Terkait Gagasan dan Problem

BABAT POST – Dalam Pilkada DKI Jakarta 2017, terdapat tiga pasangan bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, dan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni yang dipastikan bakal bertarung.

Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang menganggap, dari ketiga nama pasangan yang akan tampil lebih energik merupakan generasi muda.

Read More

Dari ketiga bakal calon, pasangan Agus-Sylviana dan pasangan Anies-Sandiaga dinilai tergolong pada usia muda. Menurutnya, Jakarta memang butuh dipimpin oleh sosok muda.

“Dengan relatif lebih muda, maka relatif lebih energik. Di DKI Jakarta yang mempunyai konteks di Jakarta. Kita memang membutuhkan sosok muda yang kuat untuk menghadapi Jakarta,” ujar Sebastian dalam diskusi bertema ‘Siapa Tangguh di Jakarta? Adu program, visi dan tanpa SARA’ di Jakarta Pusat, Minggu (25/9/2016).

Banyaknya persoalan yang ada di Kota Jakarta, kata dia, akan bisa di tuntaskan oleh generasi muda. Akan tetapi, dia melihat jika dari komposisi dukungan partai politik, Ahok memang cukup unggul.

Sebastian menyebut pendukung Ahok-Djarot lebih dari 50%. Akan tetapi dia melihat hal itu tidak menjadi jaminan. Bahwa pasangan yang selama ini hampir didukung semua partai juga terbukti tidak menang.

“Ya itu tidak ada jaminan akan menang,” tutupnya.

Dua pasangan calon (Paslon) Gubernur DKI Jakarta Agus Yudhoyono-Sylviana Murni dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno itu pun harus bisa menjawab tantangan masyarakat Jakarta.

“Tantangan dua paslon Anies (Anies Baswedan) dan Agus (Agus Yudhoyono) meyakinkan publik terkait ekspektasi publik yang sudah dirasakan selama ini. Mereka harus buktikan kalau terpilih harus buktikan gagasannya lebih baik dari saat ini. Ahok terlepas pro kontra sudah dirasakan hasilnya. Tinggal melanjutkan,” ujar Sebastian.

Ia membayangkan pertarungan di Pilgubd DKI Jakarta akan menjadi pertarungan luar bisa terkait gagasan dan problem. Dari tiga paslon yang memiliki gagasan cemerlang dan bisa meyakinkan masyarakat, maka dia akan mampu menarik simpati publik.

“Masyarakat butuh program realistis. Di DKI Jakarta ini program yang mereka nantinya akan rencanakan harus bisa dipertanggungjawabkan,” ucapnya.

Dia menambahkan, program yang ditawarkan tidak hanya berlaku bagi paslon Anies Baswedan dan Agus Yudhoyono saja. Akan tetapi, Ahok juga perlu membuat program ke depannya.

“Ahok sendiri juga harus buat program baik. Masyarakat kritis rasional. Ini tantangan serius bagi tiga paslon,” tambahnya.

Sementara itu jika dilihat cara komunikasi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam berbicara selama ini dianggap dapat memengaruhi hasil Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang.

Majunya Ahok dalam bakal calon (Bacalon) Gubernur DKI Jakarta bersama Djarot Saiful Hidayat, dianggap akan menjawab respons dari anggapan masyarakat.

Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI) Jeirry Sumampow mengatakan, cara Ahok yang arogan dapat berpengaruh pada pilihan masyarakat. Menurutnya masyarakat dapat menggolongkan hal tersebut pada kelebihan atau kekurangan.

“Ahok itu banyak problemnya, bagaimana dia hadapi publik akhir-akhir ini banyak kan sekarang tidak terlalu dikomentari. Bahkan cara bicaranya yang terlihat sedikit arogan. Tapi dia punya permasalahan personal yaitu cara bicaranya,” ujar Jeirry dalam diskusi bertema ‘Siapa Tangguh di Jakarta? Adu program, visi dan tanpa SARA’ di Menteng, Jakarta pusat, Minggu (25/9/2016).

Dia melihat, sosok anak dari mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yaitu Agus Yudhoyono bisa menjadi figur yang dilirik masyarakat karena sosok muda dan segar. Walaupun begitu, dia melihat sosok Agus tidak berpengalaman dalam dunia politik.

“Seperti sosok Agus, dia figur baru, sangat awam politik meski orang tuanya adalah politisi. Dia karirnya militer dan tentara. Kita enggak pernah mendengar aktivitasnya dengan urusan publik.”

“Ini sangat mengagetkan tiba-tiba mereka usung Agus yang pengalamannya tidak ada meskipun orang ini adalah pintar, tapi pengalaman mengelola tidak ada sama sekali,” sambungnya.

Related posts