Setelah AS, Duterte Kini Tantang Ban Ki-moon dan Uni Eropa

BABAT POST – Aksi kontroversial kembali dilakukan Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Kamis (22/9/2016), kemarin ia menantang Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, untuk membuktikan tuduhan pembunuhan ekstra yudisial yang mengarah pada dirinya.

Tantangan serupa juga dikumandangkan Duterte kepada lembaga-lembaga pembela hak asasi manusia yang selama ini mengecam kebijakannya dalam pemberantasan narkoba.

Read More

Dengan lidahnya yang tajam, Duterte membalas semua kritikan yang dialamatkan kepada dia.

Sebelumnya dua organisasi dan juga Pemerintah Amerika Serikat telah menjadi “korban” cacian mantan Wali Kota Davao ini.

Sejak menjabat sebagai Presiden pada akhir Juni 2016, tercatat sudah lebih dari 3.000 warga Filipina yang diduga terlibat dalam penggunaan dan pengedaran obat terlarang tewas dibunuh.

“Saya mengundang lembaga pembela HAM dan Ban Ki-moon, Uni Eropa, berikut para pengacaranya untuk datang ke sini dan menginvestigasi saya,” tegas Duterte.

Dia menambahkan, undangan formal akan dibuat segera dan disampaikan kepada pihak-pihak yang disebutkannya itu.

“Tapi, setelah mereka menginterogasi saya, saya pun akan melayangkan pertanyaan kepada mereka. Satu demi satu di muka forum terbuka,” kata Duterte.

“Dari situ anda semua akan melihat bahwa saya mampu mengalahkan setan-setan itu,” tegas dia, seperti diberitakan AFP.

Presiden berusia 71 tahun ini memenangi pemilihan umum di Filipina pada bulan Mei lalu.

Salah satu targetnya dalam memerangi narkoba di negara tersebut adalah mendatangkan efek jera bagi para pelanggar dalam rentang enam bulan.

Kala itu, Duterte pun berjanji 100.000 pelaku kriminal akan terbunuh dalam proses tersebut.

Sejak terpilih, Duterte mendorong para polisi dan bahkan warga sipil untuk membunuh orang-orang yang terlibat narkoba.

Dia pun memberikan jaminan pembebasan dari jerat hukum bagi para “eksekutor” itu.

Kendati demikian, Duterte tetap menegaskan dia tak mendukung praktik ilegal dalam penanganan masalah ini.

Sementara iru, bulan lalu, penyelidik HAM dari PBB meminta ijin untuk mengunjungi Filipina, untuk melihat dari dekat penanganan perkara tersebut di sana.

Duterte pun sempat tersinggung dengan pernyataan itu dan mengancam keluar dari PBB.

Namun belakangan dia meralat kalimatnya dengan menyebut apa yang diucapkannya hanya sebatas guyonan.

Pekan ini, Duterte menambahkan kelompok Uni Eropa dalam daftar pihak yang bakal “diserangnya”.

Hal itu terjadi setelah parlemen Uni Eropa mengecam langkah yang dinilai sebagai perbuatan ekstra judisial di Filipina.

Related posts