BABAT POST – Akhirnya kontingen Sumatera Utara berhasil meraih medali emas pertama pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 melalui cabang olahraga drumband, Sabtu (17/9/2016).
Medali emas itu diraih melalui nomor Lomba Berbaris Jarak Pendek (LBJP) 2×400 meter putra, serta ditambah medali perak nomor LBJP 1x 600 meter putri. Sumut berhak atas medali emas LBJP Putra setelah meraih nilai tertinggi 837.190, perak untuk tuan rumah Jabar (836.950) dan perunggu Banten (814.870).
Sementara tim putri harus puas meraih perak setelah mendapat nilai 826.000 dan dinomor ini emas diraih tuan rumah Jabar (835.790) dan perunggu DKI Jakarta (810.530). Dengan hasil itu, drumband Sumut sementara telah meraih satu medali emas, dua perak dan satu perunggu.
Sementara itu, Kontingen Jawa Barat masih memimpin perolehan medali PON 2016 hingga Sabtu (17/9/2016) malam WIB. Selama perlombaan Sabtu (17/9/2016) tuan rumah meraih 11 medali emas. Mayoritas dari cabor dayung dan judo.
Jabar merebut enam emas dari dayung, salah satunya nomor Rowing Single Sculls Kelas Ringan (LM1X) Putra. Sampai berita ini diturunkan, Minggu (18/9/2016) hingga pukul 3.00, Jabar mengoleksi 34 emas, 19 perak dan 19 perunggu.
Berada ditempat kedua adalah DKI Jakarta. Sukses menggondol empat emas dari cabor Selam, diantaranya nomor Kolam 200 m Bi – Fins Individual Putra, membuat DKI Jakarta mendulang 19 emas, 15 perak dan 22 perunggu.
Sementara itu posisi DIY dalam perolehan medali PON XIX 2016 Jawa Barat kian terpuruk. Melesetnya target selama Jumat-Sabtu (16-17/9/2016) menempatkan provinsi ini di peringkat 16.
Pada dua partai yang digelar Sabtu (17/9/2016) dan diharapkan mendapatkan emas, terutama di cabor judo nomor 45-48 kilogram (kg) individual putrid, serta perak atau perunggu di cabor drum band nomor Lomba Berbaris Jarak Pendek (LBJP) 2×400 meter (m) putra dan LBJP 1×600 m putri ternyata kandas.
Salah satu pemicunya karena Laurenzia Margareta Andreas mengalami cedera. Tulang siku kirinya bergeser ketika melawan pejudo dari DKI Jakarta dalam perebutan perunggu. Padahal pejudo yang disapa Oyen ini sempat unggul angka. Namun, harus menyerah karena kondisi itu. Dia juga terpaksa membatalkan satu pertandingan lagi.
Sementara atlet drum band lagi-lagi menerima kekalahan lantaran menempati peringkat empat untuk putri, dan tujuh untuk putra. Padahal di nomor putri, atlet DIY mencatatkan waktu terbaik dibandingkan pesaingnya.
Penalti yang diberikan juri di babak final menjadi penyebab mereka gagal meraih medali karena dikurangi 25 poin. Sebelumnya di babak penyisihan juga mendapatkan dua kali penalti.
Nasib serupa menimpa tim putra yang malah mendapatkan empat kali penalti karena dianggap berlari ketika lomba. Padahal dalam ketentuannya, atlet harus melakukan speed march atau jalan cepat.
“Iya kami gagal hari (17/9) ini. Putri di peringkat empat, sedangkan putra di peringkat tujuh dalam nomor LBJP. Padahal putri catatkan waktu terbaik dengan empat menit tiga detik, tapi di final kena penalti, putra juga. Hampir semua provinsi kena penalti,” ujar Pelatih Drum Band DIY Dhiyaul Fajri.
Kesialan turut menimpa dua atlet gantolle. Dua sesi pertandingan lintas alam jarak terbatas babak IV urung digelar karena cuaca buruk. Dan dari dua sesi yang telah dijalani, atlet DIY, Dani Ardiyanto dan Rusdiyanto, kini berada di peringkat enam dan 10.
Sementara itu dari voli pasir, tim putri DIY 2 akhirnya berhasil menyusul tim putri DIY 1 ke babak play off usai mengalahkan tim Jabar 2 (17-21, 21-17, 15-7) di babak penyisihan pool CC. Pada laga selanjutnya, Minggu (18/9), DIY 1 dan 2 akan berebut tiket ke fase delapan besar.