BABAT POST – Elektabilitas calon petahan Bsuki Tjahaja Prunama alias Ahok masih lebih tinggi dibandingkan bakal calon gubernur yang diusung Partai Gerindra, Sandiaga Uno. Hal itu jika dilihat dari hasil survei Poltracking Indonesia.
Meski demikian, Gerindra bersyukur disparitas jarak elektabilitas itu tidak terlalu tinggi. Berdasarkan survei, elektabilitas Ahok jika head to head dengan Sandiaga, berada di angka 45,90 persen. Sedangkan, Sandiaga hanya berada di angka 29,49 persen.
“Ini angka yang tidak jauh. Sandi baru hitungan bulan sudah sampai hitungan luar biasa menurut kami. Dan ini mukjizat,” ujar Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria saat diskusi bertajuk ‘Menakar Kandidat Kuat Gubernur DKI Jakarta 2017’ di Jakarta, Kamis (15/9/2016).
Menurut Wakil Ketua Komisi II DPR itu, Sandiaga memiliki jurus jitu untuk mengalahkan elektabilitas Ahok.
“Sandi ini pakai jurus SSG, senyum, salam dan ganteng. Pinternya belum kami perlihatkan,” kata dia.
Sebagai kandidat cagub, Riza mengklaim, Sandiaga cukup mumpuni dalam menjalin relasi dengan para pengusaha. Bahkan, ia memprediksi, jika Sandiaga terpilih menjadi gubernur, angka pengangguran di DKI Jakarta dapat ditekan.
“Dia bawa banyak perusahaan yang bisa menyerap puluhan ribu karyawan. Ini bisa menginspirasi banyak warga Jakarta,” ujarnya.
Survei Poltracking Indonesia dilangsungkan pada 6-9 September 2016 dengan menggunakan metode multistage random sampling terhadap 400 responden. Tingkat margin of error sebesar 4,59 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sementara itu politikus Gerindra, Ahmad Riza Patria menilai, belum mendaftarnya tiga partai pengusung Basuki T Purnama (Ahok) untuk mencalonkan cagub petahana karena belum percaya diri. Pasalnya, tiga partai pengusung, yakni Partai Golkar, Nasdem, dan Hanura berada di klasemen bawah di Jakarta.
Riza menilai, hasil survei Poltracking Indonesia yang menempatkan Ahok di peringkat pertama dengan elektabilitas di angka 40.77% cukup memalukan. Karena seluruh petahana di kota-kota besar menjelang Pilkada berada di atas 75 persen. Misalnya saja Bandung dan surabaya yang tidak mempunyai daerah kekhususan.
“Jadi kalau hari ini surveinya dibawah 50%, hasilnya pasti Ahok kalah. Apalagi, tren elektabilitas Ahok selalu turun dalam beberapa bulan ini,” ungkapnya saat diskusi hasil survei Poltracking Indonesia di Cikini, Jakpus, Kamis (15/9/2016).
Dengan hasil survei itupun, Ahmad Riza Patria menilai Ahok dan tim pendukungnya, belum percaya diri untuk deklarasi calon pasanganya. Padahal, pintu pendaftaran di KPUD tinggal empat hari lagi.
Bahkan, dia menilai lemahnya kepercayaan diri Ahok dan pendukungnya dikarekan ketiga partai pendukungnya berada di klasemen bawah. Misalnya saja Golkar, jika di Kalimantan, Golkar jadi partai yang mayoritas dan berpotensi menang.
“Tapi di Jakarta, Golkar peringkat 7. Apalagi Hanura dan Nasdem. Yang berpengaruh di Jakarta itu PDIP, PKS, dan Gerindra. Contoh tahun 2012-lah,” tegasnya.?