Pasca 5 Hari Terkubur di Gunung Kelud, Sopir Truk Pencari Pasir Akhirnya Bisa Dievakuasi

BABAT POST – Samsul Arifin (20), sopir truk pencari pasir di lereng Gunung Kelud akhirnya berhasil ditemukan setelah llima hari terkubur. Samsul tertimbun longsor di aliran lahar dingin Kali Putih, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Jenazah korban ditemukan setelah petugas gabungan dari BPBD, Basarnas, TNI/Polri, dan warga mengerahkan alat berat. Proses evakuasi sempat terhambat, karena salah-satu kaki korban terjepit di bawah kemudi truk.

Setelah tujuh jam, akhirnya petugas berhasil mengevakuasi korban, setelah mencongkel kemudi truk. Pihak keluarga korban yang menyaksikan evakuasi ini tak kuasa menahan kesedihan.

Kepala BPBD Kabupaten Blitar Heru Irawan mengatakan, proses pencarian korban longsor lereng Gunung Kelud membutuhkan waktu hingga lima hari, karena kendala yang dihadapi petugas adalah tanah yang labil dan juga cuaca yang buruk.

Berita Terkait :  MPR: nilai-nilai kebhinekaan dalam Pancasila harus terus diamalkan

Jasad korban selanjutnya dibawa petugas ke Rumah Sakit (RS) Ngudi Waluyo-Wlingi untuk dibersihkan. Rencananya, usai dibersihkan jasad korban akan diserahkan kepada keluarganya untuk langsung dimakamkan.

Sementara itu warga Ngruno, Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih, Kulon Progo menemukan gua yang ditengarai peninggalan Belanda. Gua dengan panjang 200 meter ini diduga menjadi lokasi penambangan Mangaan yang banyak terdapat di Karangsari.

“Kemarin ditemukan pas kerja bakti. Ada linggis yang dipakai jatuh ke dalam tanah dan terdengar suara jlunggg,” jelas M Ngadiman, tokoh warga Ngruno, Kamis (15/9/2016).

Berita Terkait :  Pansus DPR RI pantau lokasi IKN lewat udara

Berawal dari temuan ini, kemudian warga berusaha mencari dan menggali. Dari situlah ditemukan lubang yang bisa dipakai untuk masuk. Beberapa warga lantas masuk ke dalam dan sempat memasang tali sepanjang 180 meter.

Lantaran di dalam pengab dan oksigen terbatas, akhirnya warga keluar. Berita penemuan inipun menyebar cepat di masyarakat melalui media sosial.

Dulu, kata Ngadiman, warga sudah tahu ada gua tersebut, karena menjadi tempat persembunyian landak. Namun, karena hewan ini memangsa tanaman warga, kemudian ditutup dengan tanah.

“Cerita dulu di tambang Mangaan di atas banyak airnya, kemudian dialirkan lewat sini. Kalau di dalam ada sumur dan penambangan bisa saja,” jelasnya.

Berita Terkait :  Terungkap, Ada Fraksi yang Balik Arah Kirim Wakil di Pansus

Warga sendiri berencana membangun kawasan wisata di atas gua ini yang dikenal dengan bukit Punthuk. Di atas bukit ini banyak terdapat tanaman kelengkeng. Pengunjung bisa melihat merapi dan juga pantai.

Nantinya akan cocok untuk melihat pesawat naik dan turun di bandara Kulonprogo. Kabid Warisan Budaya, Adat dan Tradisi Dinas Kebudayaan Kulonprogo Singgih Hapsoro mengaku perlu mendatangkan tim geoheritage dari DIY untuk meneliti gua ini.

“Seperti apa langkah kedepan, akan dikoordinasikan dengan pimpinan. Kami akan koordinasi lagi biar diteliti tim Geoheritage,” pungkas Singgih.

Related posts