BABAT POST – Gigi putih adalah dambaan setiap orang. Namun tahukah anda gigi yang nampak putih belum tentu bersih dan sehat. Sebab kuman penyebab masalah mulut tak bisa dilihat begitu saja dengan mata.
Ahli kesehatan gigi, Drg Eva Fauziah Sp. KGA menjelaskan kalau gigi putih bersih bukan patokan gigi yang sehat. Sebab kuman penyebab masalah gigi tak berwarna dan tak terlihat oleh mata.
Ketua Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia Cabang Jakarta ini mencontohkan masalah plak yang kerap dialami masyarakat Indonesia. Plak atau yang lebih dikenal sebagai jigong tak berwarna dan bisa menempel pada gigi tanpa disadari oleh pemiliknya.
Plak adalah lapisan lunak bakteri dan sisa makanan yang melekat pada permukaan gigi. Satu gram plak mengandung sekitar 100 miliar bakteri.
Jika dibiarkan, timbunan plak akan mengeras dan membentuk karang gigi. Akibatnya pasukan bakteri tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah gigi dan gusi, misalnya radang gusi.
Pada kasus yang lebih ekstrem, gigi bisa copot sendiri akibat dikerjai oleh bakteri. Semua bisa terjadi meski gigi terlihat putih bersih.
“Cara mudah mengetahui keberadaan plak bisa dengan mengorek permukaan gigi dengan ujung kuku. Jika terdapat semacam lapisan putih menempel di kuku, itu yang disebut plak,” papar Eva dalam Media Briefing Preliminary Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2016 di Jakarta.
Untuk itu, lanjut Eva, tiap orang perlu membersihkan dan memeriksakan gigi secara rutin ke dokter gigi. Meski giginya sudah terlihat putih bersih dan terawat.
Selain itu, ternyata, persoalan karyawan bau badan telah menjadi rahasia umum di sejumlah perusahaan di Jepang. Pada era modern, komunikasi dan menjaga hubungan baik antara kolega serta klien, merupakan salah satu strategi untuk memajukan karier di waktu mendatang.
Namun, hal itu akan menjadi sulit ketika Anda atau orang yang Anda hadapi bau badan. Siapa yang tahan berlama-lama bicara dengan orang bau badan atau bau mulut?
Sadar bahwa persoalan karyawan bau badan bisa merusak dan menghambat bisnis, sejumlah perusahaan besar di Jepang mengikutsertakan ratusan karyawan untuk mengikuti seminar mengatasi masalah bau badan.
Salah satunya adalah perusahaan ponsel pintar, Soft Bank, yang mewajibkan 40 karyawan dengan masalah bau badan mengikuti seminar tersebut.
Salah satu perserta seminar, Yasuko Okabe, mengatakan bahwa bau badan merupakan isu sensitif. Sebab, tidak mudah untuk menyampaikan pada karyawan bahwa tubuh mereka menebarkan aroma tidak sedap.
“Tidak ada orang yang berani atau nyaman mengatakan pada rekan kerjanya bahwa badan mereka bau. Namun, jika hal itu disampaikan pada acara seminar dengan mengedukasi karyawan, masalah bau badan lebih mudah diatasi,” urai Yasuko pada harian Jepan, Mainichi.
Salah satu objek pembicaraan dalam seminar adalah aturan mengenakan parfum supaya tidak berlebihan sehingga mengeluarkan aroma menyengat.
Seminar juga mengungkapkan bahwa bau rokok di baju mengganggu rekan kerja, klien, dan konsumen.
Lalu, Mainichi juga melaporkan, sejumlah perusahaan Jepang telah memasukan tidak bau badan sebagai peraturan utama perusahaan terhadap karyawan.
Bahkan, perusahaan itu pun memberikan manual mengenai cara mandi, membersihkan tubuh, dan mengenakan parfum kepada karyawan.
Terakhir, sejumlah butik, salon, kafe, dan restoran di Jepang juga mewajibkan karyawan untuk gosok gigi usai istirahat makan siang, mengenakan parfum, dan dilarang mengonsumsi makanan yang meninggalkan aroma tidak sedap.