BABAT POST – Rabu sore kemarin (08/09/2016), Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama resmi melepas kontingen DKI Jakarta yang akan berlaga dalam kompetisi Pekan Olahraga Nasional XIX di Jawa Barat.
“Pada hari ini (Rabu) kontingen Pekan Olahraga Nasional XIX asal DKI Jakarta secara resmi saya lepas,” kata Basuki di halaman Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu sore.
Pria yang lebih sering dipanggil Ahok sehari-hari itu mengharapkan agar seluruh atlet dapat meraih prestasi yang baik di setiap cabang olah raga yang diikuti.
“Saya berharap semua atlet bisa berprestasi dalam ajang ini. Tentu saja target kita adalah Asian Games 2018 mendatang. Tapi ini bisa dijadikan latihan supaya ketika Asian Games nanti para atlet sudah terbiasa,” ujar Ahok.
Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DKI Jakarta Radja Sapta Ervian menuturkan Kontingen PON XIX DKI Jakarta berjumlah 1.288 orang.
“Kontingen dari DKI Jakarta terdiri dari 902 atlet, 270 pelatih lokal, 25 pelatih asing, 33 teknisi dan 58 manajer cabang olahraga. Ada sebanyak 44 cabang olah raga yang akan dipertandingkan dalam PON kali ini,” tutur Radja.
Sebelum diberangkatkan, dia mengungkapkan seluruh atlet telah mengikuti pelatihan daerah (Pelatda) terlebih dahulu. Sehingga, diharapkan para atlet dapat menunjukkan kemampuan terbaiknya masing-masing.
“Sebetulnya, pembinaan kepada para atlet sudah dilakukan sejak 2013 lalu secara bertahap dan berkelanjutan. Selain itu, seluruh atlet juga sudah mengikuti Pelatda. Jadi, persiapannya matang,” ungkap Radja Ervian atau Eyi.
Lebih lanjut, pihaknya pun menargetkan kontingen DKI Jakarta dapat mempertahankan gelar juara dalam ajang kompetisi PON.
Seperti diketahui, PON XIX akan berlangsung mulai 17 hingga 29 September 2016 di 16 kota dan kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat. PON XIX akan mempertandingkan 44 cabang olahraga, 64 disiplin cabang olahraga dan 624 nomor pertandingan serta memperebutkan 756 medali emas
Dan terkait pembinaan kepada atlet Ahok menganggap pembinaan selama ini itu salah. Hal itulah yang menyebabkan atlet asal Indonesia kerap kalah dalam pertandingan kelas dunia.
“71 tahun Indonesia, masih payah olahraga kita,” kata Basuki.
Basuki berpandangan pembinaan yang baik terhadap atlet adalah dengan mengembangkan klub yang menaungi cabang olahraga.
Untuk DKI Jakarta, Basuki mengaku sudah menginstruksikan Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Jakarta untuk menganggarkan hibah bagi klub olahraga. Sehingga klubnya kuat dan mampu menghidupi atlet-atletnya.
“Hibah untuk yayasan atau ormas enggak jelas lebih baik ditutup dan diberikan kepada klub dan atlet saja. Lebih jelas hasilnya,” kata Basuki.
Selain itu, hibah yang diberikan kepada klub olahraga juga akan dipergunakan untuk membeli fasilitas dan peralatan olahraga. Sebab, lanjut dia, banyak atlet mengeluhkan lambatnya pembelian alat olahraga oleh Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Jakarta.
“Hari ini klub di Indonesia enggak hidup, kembang kempis. Harus dibuat hebat klubnya, jualan merchandise olahraga, pemerintah biayai klub. Baru kemudian swasta bisa menjadi sponsor,” kata Basuki.