BABAT POST – Adalagi festival di Banyuwangi yang menyuguhkan tradisi, namanya tradisi petik kopi. Tradisi ini dikemas dalam sebuah festival Kembang Kopi Gombengsari, yang menyuguhkan petik kopi rakyat. Festival ini sekaligus meneguhkan Banyuwangi sebagai salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi oleh para pecinta kopi di Indonesia.
Festival Kembang Kopi tersebut akan digelar di Lingkungan Lerek Desa Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (7/9/2016). Pada festival tersebut masyarakat akan mengikuti tradisi panen kopi rakyat seperti memetik kopi, mengolah kopi hingga menyajikannya.
“Pengunjung yang datang bisa memetik kopi, mengupas biji, menyangrai kopi sampai minum kopi langsung di kebunnya. Festival ini diadakan oleh masyarakat Desa Gombengsari yang mayoritas adalah petani kopi,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Yanuar Bramuda, Selasa (6/8/2016).
Sementara itu, Muhammad Farid Isnaini, Lurah Gombengsari, Kecamatan Kalipuro kepada KompasTravel menjelaskan jika luas total lahan kopi rakyat di Kelurahan Gombengsari mencapai 1.700 hektar, dengan lahan murni yang ditanami kopi 850 hektar dan sisanya dengan sistem tumpangsari.
“Hampir di setiap depan rumah warga Gombengsari ada tanaman kopi robusta. Selain itu Gombengsari adalah lingkungan dengan perkebunan kopi terluas di Banyuwangi,” katanya.
Menurut Farid, tradisi petik kopi ini sendiri, berangkat dari tradisi warga Kelurahan Gombengsari yang telah dilakukan secara turun temurun saat musim panen kopi. Selain itu mereka juga berternak kambing peranakan Etawa yang menghasilkan susu kambing segar.
“Kami ingin mengenalkan tradisi tersebut kepada masyarakat karena sudah banyak wisatawan baik dari mancanegara ataupun dalam negeri yang sudah datang mengunjungi daerah kami. Satu hari penuh mereka akan diajak untuk mengenal kopi lebih dekat,” kata Farid.
Sementara itu Hariyono (38), salah warga Gombengari menjelaskan kopi dan susu kambing perenakan Etawa tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat Gombengsari.
Laki-laki tersebut mengaku dalam satu bulan bisa mengirim ratusan liter susu kambing Etawa ke beberapa wilayah di Jawa Timur.
“Kopi dan susu kambing Etawa jika bertemu di gelas menjadi sajian yang istimewa dan besok (hari ini) kami sudah siapkan di festival petik kopi,” tambah Hariyono.