Inilah Aksi Kejahatan yang Kerap Menimpa Para Jemaah Haji

BABAT POST – Selain aksi nakal pendorong tak resmi, momen haji ternyata dimanfaatkan juga oleh orang-orang tak bertanggung jawab untuk berbuat jahat. Ada jemaah Indonesia yang menjadi korban penjambretan, pencurian, pencopetan sampai penipuan. Tetap beribadah, namun selalu waspada.

Para pelaku kejahatan ini jelas merugikan semua pihak. Jemaah yang datang dari daerah dengan uang pas-pasan tak sedikit yang menjadi korban. Sungguh keji mereka yang mendzalimi para tamu Allah hanya demi uang semata.

Read More

Kepala Seksi Perlindungan Jemaah Wagirun Topan Tuwinangun mengatakan ada tiga jenis peristiwa yang menimpa jemaah berkaitan dengan barang bawaan. Pertama adalah lupa. Jemaah kerap lupa menaruh barang, mulai dari tas dan barang berharga lainnya. Kondisi ini biasanya terjadi pada jemaah lansia. Akibatnya, barang bawaan tersebut tercecer atau diambil orang tanpa dikembalikan.

Kedua, adalah penipuan. Wagirun mendapat laporan ada beberapa jemaah di terminal terlihat kebingungan. Lalu mereka dihampiri oleh orang Indonesia mukimin di Saudi yang menawarkan jasa mengantar kendaraan. Saat berada di dalam mobil jemaah tersebut diambil barang-barangnya.

“Diambil uangnya tanpa sepengetahuan orang ini sampai tempat tertentu diturunkan ini orang berdua kakek tadi. Sudah bapak turun di sini di sebuah warung, nanti dijemput sama bos saya. Ditunggu sampai kapan pun, nggak datang kan bosnya. Begitu dicek, dia mau naik taksi, ternyata amplopnya sudah hilang. Rata-rata isinya living cost,” papar Wagirun beberapa waktu lalu.

Kasus ketiga adalah perampasan. Biasanya ini terjadi di sekitar daerah gang-gang sepi di Jarwahl dan Misfalah, atau kawasan jemaah di sektor 9 dan 8. Lokasinya yang gelap dan penuh dengan proyek konstruksi memang rawan kejahatan. Beberapa jemaah ada yang mengaku sebagai korban perampasan, ada juga yang dicopet dengan modus pengemis.

“Jam-jam rawan pukul 03.00 pagi, yang di situ memang nggak banyak orang. Ini dilakukan oleh orang yang mengenakan pakaian hijab/abaya dan cadar hitam. Tasnya dia rampas dan langsung dia lari. Korbannya suami istri. Malahan yang dirampas tas suaminya,” cerita Wagirun.

Saat ini, kata Wagirun, petugas linjam terus melakukan patroli untuk memastikan keamanan jemaah, terutama di pemondokan. Khusus untuk titik rawan di Misfalah dan Jarwahl, kini sudah disiagakan polisi-polisi Saudi di sana.

Wagirun juga kembali mengimbau agar para jemaah tidak membawa uang banyak saat meninggalkan hotel ke masjid. Bila uangnya hilang di jalan, maka tak ada penggantian. Namun bila terjadi di hotel, jemaah bisa menuntut pihak hotel dan meminta penggantian. Selain itu, jemaah juga diminta agar tak berjalan sendiri di jam-jam sibuk.

Saat puncak haji pun, Wagirun meminta para jemaah tidak menaruh barang bawaan di tas. Namun ada safety box yang bisa dititipkan ke pihak maktab. Sehingga, barang berharganya mendapat perlindungan maksimal dan jaminan.

Related posts