BABAT POST – Pada kejuaraan Dunia Karate SKIF XII 2016 yang telah rampung digelar Indonesia sebagai tuan rumah, sukses memperbaiki prestasi 16 tahun silam dalam segi perolehan medali.
Kejuaraan dunia ini diikuti 1000 karateka dari 45 negara. Indonesia mengirim 85 orang yang turun di tiga kategori yakni junior, senior, dan master. Ada 63 nomor yang diperlombakan sejak Jumat (26/8) hingga Minggu (28/8/2016).
Dalam acara yang dihelat di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jepang keluar sebagai juara umum. Negeri Matahari Terbit sukses memenangi kelas Kata Perorangan Putri, Kata Beregu Putri, Kata Perorangan Putra, Kata Beregu Putra, hingga Grand Champions.
Sementara Indonesia sukses menyabet enam medali emas, sembilan perak, dan 12 perunggu. Emas disumbang oleh Aswan Ali, Hans Saputra, Wahyu Hidayat, dan Annisa Ozora Himmatana di nomor Kata Perorangan. Sedangkan Muhammad Fahmi Sanusi dan Syeril Debora Wenno menang di nomor Kumite Peorangan.
Capaian Indonesia di Kejuaraan Dunia SKIF 2016 bisa lebih baik ketimbang tahun 2000. Indonesia yang ketika itu jadi tuan rumah pertama kalinya dan menyelenggarakan turnamen di Bali, cuma merebut lima medali emas, dua perak dan sembilan perunggu.
Terlepas dari capaian Indonesia, Presiden SKIF Indonesia Aldrin Tando menyebut gelaran kejuaraan dunia edisi ke-12 ini cukup sukses. Adanya siaran langsung yang digarap semua media naungan MNC Group membuat kejuaraan dunia SKIF di Indonesia cukup inovatif.
“Ada musik dan pencahayaan juga. Saya rasa acara ini cukup sukses,” ucap Aldrin selepas acara kepada awak media.
Adapun kejuaraan dunia kali ini bisa dibilang jadi ajang pembelajaran untuk karateka junior Indonesia. Aswan Ali selaku Pelatih SKIF Indonesia menuturkan, capaian kali ini sudah cukup memuaskannya.
“Sebab dari awal kami tidak memasang target,” tegasnya.
Muhammad Fahmi Sanusi dan Syeriel Debora Wenno misalnya, keduanya memenangi medali emas nomor Kumite Perorangan Putra dan Putri U-19. Kendati demikian, tetap ada beberapa kendala yang mereka hadapi.
Fahmi yang sejatinya masih berada di kelas junior, sengaja ditaruh di nomor senior. Ia mengaku masih perlu banyak latihan sebab perbedaan kelas yang cukup mencolok.
“Bedanya banyak, mulai dari pengalaman, batasan umur, dan waktu tanding yang lebih lama. Ya mesti banyakin latihan lagi sih,” ucap karatekan Pelatnas FORKI
Muhammad Fahmi Sanusi adalah salah satu karateka Indonesia yang meraih medali emas pada Kejuaraan Shotokai Karate-Do International Federation (SKIF) XII 2106. Ia berharap bisa terus merengkuh prestasi membanggakan.
Pemuda yang akrab disapa Fahmi ini merupakan atlet pelatnas. Dia berhasil meraih medali emas pada SKIF XII di nomor kumite perorangan putra.
Saat ini, Fahmi mengaku sedang dalam masa transisi. Karateka asal Medan ini akan berganti kelas, dari yunior menjadi senior.
Masa transisi itulah yang menjadi tantangan Fahmi. Ia merasa perlu meningkatkan performanya dengan berlatih lebih giat lagi.
“Kelas senior itu tentu para pemainnya punya pengalaman dan enggak ada batas umur. Bagi kami yang yunior perlu latihan ekstra keras lagi. Sebab, antara kelas yunior dan senior ada banyak perbedaannya, ujar Fahmi.
Sebelum SKIF XII, Fahmi sempat meraih medali perak di ajang Thailand Open. Kala itu, Fahmi kalah dari sesama karateka Indonesia.
Ke depannya, Fahmi yang berdomisili Medan ini bakal mengikuti ajang Asia Karate Federation (AKF) 2016 di Makassar. Kejuaraan itu digelar pada November 2016.
Selain itu, Fahmi pun tak menutup peluang untuk tampil di ajang SEA Games. Untuk mewujudkannya, Fahmi fokus mempersiapkan diri meskipun harus pulang-pergi dari Medan ke Jakarta.
“Saya dapat dispensasi dari sekolah. Waktu itu pulang ke Medan untuk ikut ujian sekolah saja. Nanti fokus dulu ke karate. Setelah itu baru kuliah. Mudah-mudahan dapat universitas negeri,” kata Fahmi.