BABAT POST – Duel antara Persiba Bantul dan Martapura FC yang digelar di Stadion Sultan Agung (SSA) Bantul, Minggu (28/8/2016) harus diwarnai aksi kericuhan.
Dipicu protes keras dari ofisial tuan rumah terhadap Wasit Supardi yang memberikan tendangan penalti kepada tim tamu di menit 51, pendukung tuan rumah pun ikut keberatan dengan langsung merangsek ke dalam lapangan dan mengejar para pemain Martapura FC.
Tidak ada korban jiwa maupun luka, namun akibat peristiwa tersebut para pemain Martapura FC pun terpaksa diamankan ke dalam ruangan stadion dan pertandingan terhenti selama 26 menit.
Sementara Pelatih Kepala Persiba Bantul Sajuri Sahid terlihat menginstruksikan anak buahnya untuk menepi ke pinggir lapangan, sebagai wujud protes skuadnya atas keputusan wasit yang dinilai kontroversial itu.
“(Keputusan) penalti (kedua dari wasit) sempat membuat anak-anak frustasi, dan mereka diberikan dorongan untuk bermain lagi. Itu sebenarnya diving (yang dilakukan pemain Martapura FC di kotak penalti), makanya kita beri syok terapi kepada wasit dengan menarik anak-anak (ke pinggir lapangan). Selama ini kita dikerjain terus, sebelumnya di kandang Martapura juga,” ujar Asisten Pelatih Persiba Bantul M Arifin kepada wartawan dalam press conference yang digelar seusai pertandingan kemarin.
Dalam pertandingan tersebut, menurutnya pemain Persiba bernomor punggung 29 Syaiful Aris tidak melakukan pelanggaran, bahkan tidak bergerak sama sekali, ketika pemain Martapura FC bernomor punggung dua Fahreza Agamal melakukan aksi diving di kotak penalti.
Namun, Wasit Supardi melihatnya sebagai salah satu pelanggaran hingga kemudian mengganjar Syaiful dengan kartu kuning dan memberikan tendangan penalti kepada tim tamu.
Tendangan penalti Muhammad Aidil Bogel berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Setelah sebelumnya di menit injury time babak pertama, Laskar Sultan Agung, sebutan untuk Persiba Bantul, unggul 1-0 lewat tendangan jarak jauh Bagus Ramadhani di menit 33.
Dan penalti pertama yang diberikan wasit kepada Isnan Ali dan kawan-kawan (dkk) di injury time babak pertama gagal menembus pertahanan kiper Persiba Puthut Jati Purnomo yang bermain apik kali ini. Hukuman ini diberikan setelah pemain Persiba bernomor punggung 18 Wahudi melakukan pelanggaran handsball.
Di babak kedua, kedua tim kian melancarkan serangan namun tak menambah hasil sama sekali.
“Nggak akan (ajukan surat) protes (tertulis ke PT GTS). Kami ucapkan terima kasih kepada para pemain, di tengah keterbatasan, anak-anak memiliki motivasi tinggi untuk kalahkan Martapura, walaupun akhirnya hasil seri,” jelasnya.
Sementara itu Pelatih Kepala Frans Sinatra Huwae mengaku terharu dengan pencapaian anak asuhnya sejauh ini. Satu poin dari hasil imbang yang diraih skuadnya kian memastikan langkah Laskar Sultan Adam, sebutan untuk Martapura FC, lolos ke babak 16 besar menyusul pendahulunya PSS Sleman yang sudah lebih dahulu lolos.
Baik PSS Sleman dan Martapura FC masing-masing berada di posisi pertama dan kedua grup lima Indonesian Soccer Championship (ISC) dengan 23 poin dan 16 poin. Sedangkan Persiba Bantul yang berada di peringkat kedua dari bawah kini mengantongi delapan poin.
Ketiga tim ini masih menyisakan satu laga terakhir, yakni laga tandang PSS Sleman melawan Martapura FC pada 4 September 2016, dan laga tandang Persiba Bantul melawan PSBI Blitar pada 3 September 2016.
“Kami bersyukur, Tuhan mendengar doa kami hari ini. Terharu dengan perjuangan anak-anak sehingga bisa lolos (babak) 16 besar. Keributan itu lumrah di ranah sepak bola, apalagi suporter juga bagian dari sepak bola, asalkan tetap patuhi aturan yang berlaku dan jangan anarkis. Kami menyadari tuan rumah mana yang nggak ingin menang, tapi jangan sampai anarkis,” imbuh Frans.